Menkominfo Ajak Masyarakat Puasa Medsos

Kurniawan A. Wicaksono
Minggu, 15 April 2018 | 09:09 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat mengisi acara bertajuk Be Social Media Peacemakers! di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado, Jumat (13/4/2018) / Kurniawan A. Wicaksono
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat mengisi acara bertajuk Be Social Media Peacemakers! di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado, Jumat (13/4/2018) / Kurniawan A. Wicaksono
Bagikan

Bisnis,com, MANADO – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta agar masyarakat Indonesia sesekali berpuasa menggunakan media sosial.

Hal ini disampaikannya saat mengisi acara bertajuk “Be Social Media Peacemakers!” di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado, Jumat (13/4/2018). Menurutnya, puasa menggunakan media sosial (medsos) penting bagi masyarakat, terutama generasi muda.

“Ayo, sekali-sekali kita puasa [menggunakan] medsos. Puasa di medsos bukan berarti kita tidak menggunakan medsos seterusnya. Sesekali bisa,” ajaknya.

Jika terpaksa menggunakan medsos, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam menyampaikan data pribadi. Hal ini, sambungnya, untuk menghindari kejadian serupa dengan bocornya data pengguna Facebook.

Maklum, Indonesia merupakan negara pengguna Facebook keempat terbanyak di dunia. Bekasi dan Jakarta, ungkapnya menduduki urutan ketiga dan keempat kota dengan pengguna Facebook teraktif di dunia.

Tidak mengherankan pula jika ada pemanfaatan data masyarakat Indonesia. Seperti diketahui, sebanyak 87 juta data pribadi pengguna Facebook bocor dalam skandal Cambridge Analytica. Dari jumlah itu, sebanyak 1,1 juta merupakan pengguna dari Indonesia.

“Bukan lagi mengimbau, tapi sangat-sangat sangat menyarankan kepada teman-teman, puasa lah sekali-sekali, enggak ada ruginya kok. Kalau terpaksa, sampaikan datanya hati-hati, jangan semua disampaikan,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga menyarankan agar masyarakat menggunakan medsos atau aplikasi pesan buatan Indonesia. Pasalnya, saat ini sudah ada lebih dari 10 aplikasi buatan anak Indonesia. Beberapa diantaranya yakni Pesankita Indonesia dan Catfiz Messenger.

Dia mengakui memang aplikasi-aplikasi buatan lokal ini masih kurang user friendly dibandingkan dengan aplikasi yang sudah ada secara global. Namun, penggunaan aplikasi ini menjadi wujud dukungan kepada perusahaan rintisan generasi muda.

“Kalau kita tidak mempunyai kebijakan keberpihakan kepada produk karya anak bangsa, kapan lagi kita mau maju?” kata Rudiantara.

Menurutnya, keberpihakan pada start-up menjadi penting untuk memberikan ruang generasi muda berinovasi. Terlebih, pada 2030, Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi dengan komposisi masyarakat usia produktif sekitar dua kali yang nonproduktif.

Selain itu, pada 2030, akan ada tambahan 90 juta orang Indonesia yang masuk ke consuming class, dari totalnya 135 juta. Ini terjadi jika perekonomian Indonesia tumbuh 5%-6%. Jika perekonomian bisa didorong tumbuh 7%, tambahan bisa mencapai 190 juta.

Selain itu, ekonomi Indonesia pada 2030 akan sama dengan penggabungan ekonomi negara Asean. Pada saat yang bersamaan, ada peluang Indonesia mencatatkan perekonomian terbesar kelima di dunia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper