Bisnis.com, JAKARTA - Hari ini, Jumat (9/2/2018), dunia kewartawanan merayakan Hari Pers Nasional 2018, yang ke-70. Berbagai pihak memberikan harapan dan kritiknya agar peran pers ke depan benar-benar bermanfaat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Harapan disampaikan oleh Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, Menteri BUMN RI Rini Soemarno, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo dan Ketua Umum PWI pusat Margiono, Jumat (9/2/2018).
Saat menyerahkan sertifikat tanah kepada ahli waris pionir pers Indonesia Djamaluddin Adinegoro di Sawahlunto, Presiden Joko Widodo mengharapkan para wartawan dapat lebih mendalami materi-materi dalam penulisan berita.
Termasuk menyajikan berita-berita yang bermanfaat, yang memberikan pencerahan kepada masyarakat, yang memberikan optimisme kepada masyarakat. "Membangkitkan harapan ke depan kepada masyarakat," kata Presiden Jokowi, yang berencana menghadiri peringatan Hari Pers Nasional di Padang, Sumatra Barat.
Presiden meminta insan pers mempelajari lebih jauh tentang nilai-nilai jurnalistik yang ditinggalkan oleh Adinegoro dalam tulisannya. "Saya kira pembelajaran-pembelajaran yang beliau sampaikan nanti bisa dilihat dalam buku-bukunya. Pendalaman materi yang sangat tajam sekali," ujar Jokowi.
Presiden mengatakan ia juga penggemar buku Adinegoro. Sejumlah karya pun disebutkan oleh Presiden yaitu "Darah Muda", "Asmara Jaya", dan "Melawat ke Barat".
Adinegoro juga merupakan pembuat atlas Indonesia pertama yang berbahasa Indonesia, tambah Jokowi.
Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pers di Indonesia memberikan semangat kebangsaan kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Selamat Hari Pers Nasional 2018, kita harapkan pers Indonesia akan mengubah paradigma berpikir masyarakat dengan berita yang selalu positif, berita yang selalu progresif, dan memberikan semangat kebangsaan," kata Ganjar di Semarang.
Pada peringatan Hari Pers Nasional 2018, Gubernur Ganjar juga mengharapkan pers semakin dewasa, bertambah kritis, dan selalu mengabarkan berita-berita penuh semangat, yang positif serta berimbang (cover both side).
"Itu adalah pers yang mendidik, pers yang diharapkan ketika orang membaca maka (akan menjadi) cerdas," ujarnya.
Kendati demikian, kata Ganjar, saat ini masyarakat sedang dihadapkan pada ide-ide baru dalam dunia pers, khususnya pers yang dikatakan "swasta", dimana masyarakat boleh menuliskan sendiri, dengan reportase sendiri, dan menyampaikannya dalam media sosial.
"Maka kita mesti mendidik bersama, di media sosialpun pers bisa terlibat untuk mengedukasi, maka para jurnalis yang sudah matang, kita perlu dididik, kita perlu diajari sehingga pers kita akan makin lebih baik," katanya.
Wakil Ketua DPR
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan berharap pers mampu menjaga kesinambungan proses demokrasi yang berjalan di Indonesia, karena selama era reformasi pers Indonesia berjalan semakin baik dan profesional namun kedepannya menghadapi berbagai tantangan.
"Namun, kemajuan pers nasional tidak lepas dari sejumlah tantangan, di antaranya digitalisasi dan menguatnya era industri media massa," kata Taufik dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Dia menilai pers di era industri, dihadapkan dengan dua kepentingan yang tarik- menarik, yaitu memberikan informasi yang bersifat edukatif dan informatif, tapi harus mampu bersaing secara finansial untuk meningkatkan oplah atau rating.
"Peran pers sebagai kontrol sosial harus tetap berjalan, memberi kritik yang membangun, serta menjadi corong suara masyarakat yang tidak bisa bersuara. Pers yang independen dan berpihak pada rakyat merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri," katanya.
Rini Soemarno
Menteri BUMN RI Rini Soemarno mengharapkan wartawan yang ada di Indonesia mendukung perkembangan berbagai BUMN khususnya dalam membangun negara.
"Setiap saat kehidupan tidak lepas dari pers, diharapkan selalu dapat bekerja sama membesarkan BUMN, " katanya saat mengunjungi Rumah Kreatif BUMN dan pelatihan kewirausahaan untuk wartawan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) di Padang.
Selama ini, kata dia, maju mundurnya BUMN juga dipengaruhi oleh informasi yang dibuat oleh wartawan.
Untuk itu dia berharap wartawan terus memberikan masukan, saran atas kinerja dari BUMN yang ada di Indonesia.
Ketua Umum PWI
Sementara itu Ketua Umum PWI pusat Margiono mengapresiasi adanya dukungan BUMN dalam membantu wartawan dilatih kewirausahaan.
Menurut dia, dengan dapatnya wartawan mandiri membuka usaha akan menambah pendapatan bagi individunya.
"Yang penting periuk di dapur terus menguat, kami mendukung penuh kegiatan kewirausahaan ini," kata dia.
Ketua Dewan Pers
Kebebasan wartawan dalam mengekspresikan profesionalisme pers terkadang menghadapi tekanan justeru dari pemilik media yang terafiliasi dengan kepentingan politik.
Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo mengatakan tantangan kerja profesi kewartawanan dewasa ini semakin kompleks.
"Tidak ada pilihan bagi seorang wartawan untuk mempertahankan eksistensi diri kecuali memiliki profesionalisme yang mumpuni," kata Yosep pada forum Konvensi Media Nasional serangkaian Hari Pers Nasional (HPN) di Padang 2018.
Selain menghadapi tekanan dari pemilik media yang terafiliasi dengan kepentingan politik, juga profesi kewartawanan dihadapkan dengan percepatan pertumbuhan media.
"Diperkirakan jumlah media cetak, televisi, radio dan daring saat ini sudah menyentuh angka 47.000. Pertumbuhan media yang subur berimplikasi pada saling tekan antarmedia," katanya.
Dewan Pers berharap para pemimpin media agar dalam merekrut wartawan benar-benar menerapkan standar mutu yang baik sehingga dalam menjalankan tugas kewartawanan memenuhi harapan publik untuk mencerdaskan bangsa.
"Intelektual wartawan yang baik menjadi jaminan menghasilkan karya-karya jurnalistik yang mengandung nilai-nilai kejujuran," kata Yosep.