Bisnis.com, JAKARTA — Mitra pengemudi Grab di Indonesia bisa menggunakan fasilitas cicilan ringan untuk memiliki atau meng-upgrade ponsel pintar Samsung melalui kerja sama antara Samsung dan Grab.
Head of IM B2B PT Samsung Electronics Indonesia Roy Nugroho mengatakan kerja sama tersebut menyusul nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama yang baru ditandatangani Grab dan Samsung Electronics.
“Bekerja sama dengan mitra bisnis Samsung dan Grab indonesia, para driver Grab yang ingin memiliki atau meng-upgrade smartphone Samsung tersedia fasilitas cicilan ringan,” katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Baca Juga Tiga Strategi Joy Wahjudi untuk Indosat |
---|
Strategi ini merupakan salah satu program tahap pertama yang lahir dari kolaborasi Samsung dan Grab untuk mendorong inklusi digital di Asia Tenggara.
Sebelumnya, pilot project program serupa telah dilaksanakan di Myanmar pada kuartal IV/2017. Para pengemudi Grab di Myanmar bisa memiliki ponsel pintar Samsung dan mendapat pinjaman ringan dari CB Bank — salah satu bank terbesar di Myanmar dan partner perbankan lokal Grab — untuk membiayai perangkatnya.
Tercatat, dalam kurun waktu 3 bulan ada sekitar 1.400 driver Grab di Myanmar yang mendapatkan manfaat fasilitas tersebut.
Program ini menargetkan nantinya lebih dari 2,3 juta pengemudi Grab di seluruh Asia Tenggara bisa memiliki akses pembiayaan mikro untuk memudahkan mereka menjangkau teknologi mobile.
Sementara itu, untuk meningkatkan layanan bagi konsumen, startup asal Malaysia ini akan memperkenalkan GrabKiosk dan GrabBooth yang tersedia di berbagai tempat seperti pusat perbelanjaan, hotel, dan bandara.
Lewat fasilitas tersebut, konsumen dapat memesan Grab meskipun tidak memiliki data Internet karena di GrabKios dan GrabBooth tersedia perangkat Samsung yang sudah built-in dengan aplikasi Grab.
Baca Juga Microsoft Incar 3 Studio Game |
---|
Grab juga akan meluncurkan layanan in-car multimedia di Singapura yang didukung tablet Samsung dan mitra penyedia konten yang diuji coba di Asia Tenggara pada tahun ini.
Sebagai bagian dari kolaborasi strategis mereka, kedua perusahaan juga bekerja sama untuk memperluas ekosistem mobile-payments di Asia Tenggara yang fragmented. Ekosistem yang fragmented berarti sistem pembayaran mobile belum bisa digunakan secara luas.