Gawat, Serangan Siber Terus Meningkat!

Pandu Gumilar
Senin, 2 Oktober 2017 | 00:24 WIB
Ilustrasi komputer terkena serangan virus/Reuters-Valentyn Ogirenko
Ilustrasi komputer terkena serangan virus/Reuters-Valentyn Ogirenko
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Riset McAfee Labs Threats Report: September 2017, melaporkan serangan siber terfokus pada sektor publik dan pengguna sosial media.

Khusus untuk Asia Pasifik, laporan itu menyebut sektor publik menempati peringkat pertama serangan siber, disusul sektor pelayanan finansial dan teknologi. Sebanyak 50% serangan malware terfokus pada sektor publik sepanjang 2016-2017.

"Kemungkinan besar motivasi [serangan] WannaCry dan NotPetya bukan untuk menghasilkan uang tetapi sesuatu yang lain. Jika motifnya, adalah merusak, kedua serangan itu sangat efektif," kata Raj Samani, Chief Scientist for McAfee.

Raj melanjutkan bahwa publik sekarang tinggal di dunia pseudo-ransomware di mana motif serangan lebih dari sekadar menghasilkan uang. Sebab setelah diverifikasi jumlah uang yang terambil akibat serangan tersebut tidak begitu besar.

Riset tersebut mengungkap pertumbuhan malware untuk kuarter kedua mencapai 52 juta sampel baru, meningkat 67% dari tahun lalu. Namun, jika ditotal selama empat kuarter, jumlah malware di dunia sampai 723 juta sampel.

Ponsel pintar merupakan gawai paling rentan terserang, dengan catatan jumlah infeksi 18,4 juta sample. Keberadaan Ransomware pun meningkat 47% dengan  total sampel 10,7 juta.

Pertumbuhan signifikan malware diakibatkan oleh Faceliker Trojan. Malware yang menginfeksi akun Facebook untuk menyukai dan mempromosikan artikel atau aplikasi tertentu.

Pengguna yang akunnya terbajak secara otomatis menyodorkan konten pada akun lain dalam lingkarnya agar tertular malware serupa, seperti inilah Faceliker Trojan beraksi.

Pengamat IT Heru Sutadi melihat lemahnya keamanan siber berdampak pada pencurian data pribadi yang mengarah pada kerugian finansial atau data rahasia lain akibat infeksi malware.

"Kita secara nasional sangat rentan [serangan], karena kemanan siber belum menjadi perhatian utama," kata Heru pada Minggu (1/10/2017).

Tiga sektor yang harus mendapat perhatian lebih ialah pelayanan, keuangan dan pemerintahan. Karena serangan siber mengarah ke sana.

Menurutnya, penyusupan kerap terjadi dengan mencantumkan link tertentu untuk mendistribusikan malware seperti cara kerja Faceliker Trojan.

Saat ini, cara terbaik untuk melindungi keamanan siber menurut Heru, ialah tidak mengklik tautan secara sembarangan serta tukar-menukar file lewat flash disk, selain itu menggunakan perangkat lunak pengaman dan firewall adalah hal yang wajib.

Kesediaan pemerintah membangun ketahanan siber merupakan langkah wajib yang tak bisa dielak jika ingin bertransformasi menjadi digital. Jika tidak, sama dengan membangun rumah tanpa pintu dan jendela yang mudah untuk dimasuki pencuri.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Pandu Gumilar
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper