PT Fujifilm Genjot Target Penjualan 20%

Regi Yanuar Widhia Dinnata/Sholahuddin Al Ayyubi
Rabu, 17 Mei 2017 | 21:30 WIB
Fuji Film. /Ilustrasi
Fuji Film. /Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Fujifilm Indonesia memacu target pertumbuhan penjualan pada 2017 mencapai 20%. Pertumbuhan ini akan didorong melalui penguatan produknya seperti bisnis percetakan digital, colour papper (CLP), dan kamera Instax.

Lim Djwe Khian, Direktur PT Fujifilm Indonesia optimistis target tersebut akan tercapai sepanjang 2017. Pasalnya, dia mengatakan setiap produk yang diperkenalkan oleh Fujifilm memiliki kenaikan signifikan terhadap kontribusi penjualan industri tersebut secara keseluruhan. Menurutnya, tahun lalu pertumbuhan penjualan seluruh produk asal Jepang tersebut adalah dua digit (%) dan tahun ini dia optimistis dapat tumbuh sekitar 20%.‎

"Saat ini produk CLP di Indonesia telah mencapai market share 55% dinaikan menjadi 70% pada 2017. Kamera Instax pertumbuhannya secara global naik 30% pada 2016 senilai US$6,6 miliar, secara global Instax ditargetkan penjualan bisa mencapai U$7,5 miliar pada 2017. Digital printing mencapai marketshare mencapai 52% di Indonesia, angka ini meningkat tajam karena telah bekerja sama dengan Noritsu yang memiliki market share 38%," ujar Lim kepada Bisnis ketika acara peluncuran kamera Instax Square SQ10, di Jakarta pada Rabu (17/5/2017).

Berkaitan dengan itu, ‎Fujifilm telah meluncurkan produk terbarunya yaitu Instax Square SQ10. Lim menjelaskan produk tersebut merupakan kamera instan hybrid pertama yang dibuat dalam format kotak.

"Tujuan kami meluncurkan berbagai produk baru seperti DE-100 untuk digital printing dan Kamera Instax Square SQ10 demi membangun awarness dengan konsumen," ujarnya.

Menurutnya, trend kamera berjenis Instax tersebut selama 5 tahun berturut-turut naik. Kamera terbaru dari Fujifilm ini memiliki dua kelebihan. Pertama dia mengatakan, format square 1:1, hal ini mengingat relasi kuat dengan kebutuhan pasar di media sosial yang sedang digandrungi seperti instagram, lalu kedua, produk tersebut merupakan kamera hybrid pertama yang dapat mengambil foto dan dapat dicetak maupun disimpan secara digital.

"Fujifilm berkomitmen untuk tetap di jalur produk fotografi sejak 2006. Walau semua bergeser menjadi serba digital, memori terhadap hasil foto yang dicetak tetap bertahan. Ini dikarenakan memiliki nuansa memori yang lebih kuat dibandingkan dengan hasil digital.

Produk terbaru Fujifilm kamera Instax Square SQ10 tersebut rencananya akan dibanderol dengan harga Rp4 juta dan didistribusikan melalui jalur penjualan offline serta online pada 3 e-commerce di Indonesia pada 9 Juni 2017. Dia menjelaskan produk tersebut rencananya akan mengincar segmen anak muda yang gemar melakukan fotografi dengan hasil foto melalui film.

"Segmen yang disasar oleh Fujifilm adalah anak muda dengan range usia produktif," katanya.

Lim menjelaskan saat ini pihaknya tidak memiliki kendala sama sekali di bidang penjualan kamera tersebut, karena memiliki tim marketing dan jalur distribusi offline yang kuat di Indonesia. Dia juga optimistis pasar kamera Instax akan terus tumbuh, meskipun dewasa ini pasar kamera mirrorless telah mendominasi penjualan pasar kamera di Tanah Air.

"Kamera ini beda ya dengan digital, jadi jangan disamakan. Kan sekarang masih banyak konsumen yang gemar menikmati fotografi lawas dan kita mengeluarkan produk ini juga karena pasarnya masih ada di Indonesia," katanya.

Trend kamera Instax Series global

2013 US$2,3 m
2014 US$3,9 m
2015 US$5,1 m
2016 US$6,6 m

Pertumbuhan per kuartal pada 2016 produk Colour Papper (CLP)

Kuartal 2 21%
Kuartal 3 37%
Kuartal 4 38%

Market Share mesin percetakan digital

2016 52%

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper