Gaet Martin Hartono dan Mari Elka, Garena Ganti Nama Jadi Sea Ltd.

Demis Rizky Gosta
Senin, 8 Mei 2017 | 13:32 WIB
Logo Sea Limited/seagroup.com
Logo Sea Limited/seagroup.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Garena berganti nama menjadi Sea Ltd. Pergantian nama diumumkan setelah perusahaan rintisan asal Singapura tersebut meraup suntikan dana senilai US$550 juta, salah satunya dari GDP Venture pimpinan Martin Hartono.

Bloomberg melaporkan Martin Hartono, generasi ketiga keluarga Hartono pemilik Djarum, bergabung bersama JG Summit Holdings Inc. pimpinan John Gokongwei asal Filipina dan Tencent Holdings Ltd. sebagai penyokong dana Sea Ltd.

Sea Ltd juga mengabarkan pengangkatan tiga orang penasihat untuk mendukung upaya ekspansi di Indonesia. Mereka adalah mantan Menteri Luar Negeri Singapura George Yao, mantan Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu, dan Direktur PT Toba Bara Sejahtera Tbk. Pandu Sjahrir.

Dukungan dana tambahan tersebut akan digunakan oleh Sea Ltd. untuk bersaing dengan Alibaba asal China, JD Inc., dan Amazon di pasar Indonesia.

Sea Ltd didirikan oleh Forrest Li di Singapura pada 2009. Perusahaan tersebut menaungi perusahaan online games Garena, perusahaan e-commerce Shopee, dan perusahaan teknologi finansial AirPay.

Sebelumnya, Li dikabarkan telah menugasi Goldman Sachs Group untuk mempersiapkan penawaran saham perdana Sea Ltd. yang dulu bernama Garena di bursa Amerika Serikat dengan valuasi bekisar di US$1 miliar.

Investor lain yang menyuntikan dana bersama Martin Hartono dan John Gokongwei adalah Farallon Capital Management, Hillhouse Capital, Cathay Financial Holding Co., dan Uni-President Enterprises Corp.

Mayoritas dari dana US$550 juta yang dikumpulkan Sea Ltd. akan digunakan untuk memperluas bisnis Shopee di Indonesia. Perusahaan e-commerce tersebut diklaim telah memperdagangkan barang bernilai US$3 miliar dalam sembilan bulan terakhir, jika disetahunkan (annualized).

Namun, Sea menolak untuk menyampaikan valuasi terkini mereka. Perusahaan tersebut sebelumnya telah meraih US$170 juta saat memiliki valuasi US$3,75 miliar pada 2016.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper