Bisnis.com, JAKARTA-- Pelaku e-commerce Alfacart menyatakan akan memfokuskan strategi bisnisnya tahun ini pada jaringan online to offline (O2O) di versi terbarunya yaitu Alfacart 2.0 sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas O2O.
Catherine Sutjahjo, CEO Alfacart mengemukakan layanan O2O adalah fasilitas online to offline yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan belanja secara online dan membayar serta mengembalikan barang secara offline di seluruh Indonesia. Menurutnya, layanan tersebut dinilai dapat menjawab permasalahan seluruh pemain e-commerce di Indonesia.
"Alfacart versi 2.0 ini kami usung setelah melihat perkembangan perusahaan kami yang begitu cepat melalui strategi O2O ini. Selama 10 bulan kami melihat konsep O2O ini telah menjadi kunci keberhasilan Alfacart," tuturnya di Jakarta, Sabtu (1/4).
Dia menjelaskan perbedaan Alfacart versi 2.0 tersebut dengan sebelumnya yaitu tidak lagi terbatas pada jaringan grup toko Alfamart, tetapi juga konsumen dapat membeli barang pada warung dan toko tradisional serta jaringan ritel lainnya.
"Target kami tahun ini adalahh melipatgandakan jumlah O2O kami dan nantinya akan kami sebut sebagai Kios AKU (Alfacart Komunitas Usaha)," katanya.
Secara terpisah, Chief Marketing Alfacart, Haryo Suryo Putro mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk membantu seluruh UKM agar dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia. Dia optimistis melalui versi 2.0 tersebut, Alfacart dapat membantu seluruh pelaku UKM di Tanah Air.
"Managemen melihat perubahan ini sangat baik dan harus lakukan. Sekarang kami sudah membangun infrastrukturnya, Harapan kami semoga versi terbaru ini dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia," tukasnya.
