Bisnis.com, JAKARTA - Layanan transportasi berbasis aplikasi global Grab berencana mendorong seluruh pelanggannya menggunakan sistem pembayaran non tunai sekaligus mengimplementasikan gerakan cashless melalui layanan GrabPay Credits.
Rizki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, mengklaim layanan tersebut dapat mendorong percepatan ekonomi digital di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia dan Singapura akan menjadi negara pertama yang dapat menggunakan layanan non tunai tersebut dari 6 negara yang telah ditargetkan oleh Grab di seluruh dunia.
"Kami memperkenalkan layanan ini di beberapa negara. Indonesia dan Singapura menjadi negara pertama yang dapat mencoba layanan ini, tujuannya adalah untuk menyongsong era digital," tuturnya di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Dia mengatakan untuk mengimplementasikan layanan tersebut, Grab juga telah bekerja sama dengan sejumlah retail seperti Alfamart dan perbankan di Tanah Air, agar sistem pembayaran yang dilakukan oleh konsumen lebih aman.
"Ada beberapa bank yang sudah bekerja sama dengan kami untuk sistem pembayaran ini, selain itu ada juga retail. Jadi pelanggan Grab dapat memilih mau melakukan pembayaran dimanapun bisa," katanya.
Menurut Rizki, pihaknya juga akan mengimplementasikan teknologi mechine learning yang kini tengah menjadi tren dan banyak digunakan oleh industri untuk mengantisipasi kemungkinan sistem pembayarannya dibobol oleh pihak ketiga.
"Kami akan memfokuskan pada bidang security untuk layanan ini. Jadi jika nanti ada pembayaran yang mencurigkan, akan muncul pemberitahuan untuk segera ditindak," ujarnya.
Rizki juga mengatakan tim teknologi dan informasi Grab sudah tersebar di tiga negara berbeda yaitu di antaranya di Beijing, China dan Washington.
Dia menilai negara tersebut memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya di seluruh dunia termasuk Indonesia.
"Security adalah salah satu konsentrasi kami, karena itu tim TI kami tersebar di tiga negara yang menjadi top up keamanan dunia internasional," katanya.
Berkaitan dengan regulasi uji KIR dari Kementerian Perhubungan, Grab mengakui masih banyak drivernya yang belum lolos uji KIR tersebut. Dia berharap seluruh driver yang jumlahnya mencapai 500.000 driver tersebut mengikuti uji KIR sehingga tidak menjadi masalah di kemudian hari.
"Pada prinsipnya kami akan mengikuti perundang-undangan dan mengimbau kepada seluruh driver agar mengikuti uji KIR itu," tukasnya.