Peneliti, Bersiaplah Untuk Ristekdikti-MTIC Awards 2017

Atiqa Hanum
Kamis, 15 September 2016 | 21:20 WIB
Kunyit merupakan tanaman obat. /Antara
Kunyit merupakan tanaman obat. /Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Martha Tilaar Innovation Center bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kembali menggelar Ristekdikti-MTIC Awards 2017 untuk memotivasi para peneliti di Indonesia.

Creative & Innovation Director Kilala Tilaar mengungkapkan acara yang berlangsung sejak 2010 ini dirasa cukup memberi dampak baik bagi para peneliti di Indonesia. Para peserta dapat memadukan pengetahuan leluhur, teknologi, sumber daya alam Indonesia dan consumer insight dalam kegiatan penelitiannya serta meningkatkan kesadaran konsumen dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia khususnya di bidang kesehatan, obat-obatan dan kecantikan.

“Ada dua kategori yang dikompetisikan yakni kategori untuk umum yakni berasal dari masyarakat dan kategori penelitian pengembangan yang dilakukan oleh para akademisi maupun badan penelitian,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2016).

Dia menambahkan ada dua hal yang menjadi tren dunia saat ini yakni sesuatu yang natural tanpa proses kimia sama sekali dan derifatif atau masih memakai sedikit proses kimia. Namun, di Indonesia yang memiliki penduduk muslim 95% tentu menyadari akan pentingnya halal bagi produk-produk yang dipakai untuk sehari-hari.

“Perkembangan inilah yang membuat kami ingin terus melestarikan naturalisme Indonesia dimana kaya akan bahan baku. Untuk itu kami membangun Kampoeng Djamoe yang memiliki 650 dari 3.300 tanaman organik yang bisa menjadi bahan dasar produk sehari-hari,” jelasnya.

Di lain pihak, kebanyakan industri terlalu sibuk dengan masalah-masalah komersialisasi dan umumnya menghindari riset dan pengembangan karena harus menginvestasikan biaya yang sangat tinggi sehingga tidak memiliki sarana dan prasarana penelitian yang memadai.

“Akhirnya kebanyakan produk dihasilkan bukanlah dari satu penelitian dan peneliti yang berada di perguruan tinggi atau lembaga lain yang memiliki fasilitas memadai tidak benar-benar memahami keinginan konsumen dan kurang berorientasi pada pasar,” ujarnya.

Dia menjelaskan penelitian tersebut menjadi kurang pragmatik atau tidak sejalan dengan kebutuhan konsumen. Biasanya penelitian mereka berhenti pada skala laboratorium dan tidak ditindaklanjuti ke skala produksi.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat luas dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia khususnya di bidang kesehatan, obat-obatan dan kecantikan. Para peserta harus memberikan sesuatu yang segar dan baru tanpa plagiat, belum pernah diteliti dan bisa diaplikasikan kepada kosmetik dan obat” tegasnya.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengungkapkan pihaknya senang dengan adanya kompetisi ini. Dia mengharapkan kompetisi ini dapat meningkatkan julah peneliti di Indonesia. “Kita masih kekurangan peneliti jadi Ristekdikti sangat mendukung siapa saja yang mau bekerjasama seperti ini,” bebernya.

Hadiah yang akan diberikan untuk dua kategori tersebut yakni Rp20 juta (Juara 3), Rp30 juta (Juara 2) dan Rp50 juta (Juara 1).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Atiqa Hanum
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper