Bisnis.com, JAKARTA—Alat pembayaran elektronik diprediksi menjadi tren salah satu perangkat Internet of Things (IoT) sepanjang tahun ini sejalan dengan potensi bisnis perangkat IoT yang diprediksi IDC mencapai nilai Rp300 miliar dengan total perangkat sebanyak 8,6 miliar perangkat pada 2020.
Andri Yadi, CEO DyCode, memprediksi tidak lama lagi beberapa perangkat IoT diyakini akan terkoneksi dengan alat sistem pembayaran elektronik jarak jauh yang dapat digunakan melalui smartphone atau remote khusus.
Sebagai ilustrasi, pengendara mobil tidak perlu lagi membuka jendela untuk membayar parkirnya, cukup menggunakan remote berbentuk gantungan kunci atau smartphone yang terkoneksi dengan alat pembayaran parkir elektronik untuk membuka portal parkir.
“Menurut kami, tren IoT ke depan itu nantinya adalah teknologi berbentuk fisik ya. Mungkin bisa seperti alat pembayaran elektronik, agar memudahkan konsumen dalam bertransaksi juga,” tuturnya dalam acara pemberian penghargaan kepada pemenang kompetisi Indonesia Internet of Things Challenge 2016 di Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Berdasarkan data IDC, perangkat IoT di kawasan Asia Pasifik diproyeksikan akan bertambah dari 3,1 miliar perangkat menjadi 8,6 miliar perangkat. Kemudian, pertumbuhan pasar IoT dari sebelumnya US$250 miliar diprediksi akan menjadi sebesar US$583 miliar pada kurun waktu 2015-2020.
CEO DyCode tersebut juga mengemukakan dewasa ini sudah banyak startup lokal yang mulai bergerak untuk mengembangkan teknologi perangkat IoT agar tidak tertinggal dengan negara lain. Dia menjelaskan, untuk mendukung startup yang fokus pada teknologi IoT, pihaknya juga telah menggandeng penyedia layanan transaksi elektronik Doku melalui program Indonesia Internet of Things Challenge 2016.
“Kita sudah punya startup yang membuat teknologi untuk perangkat IoT. Menurut saya, ini harus didorong, agar prototype buatan startup teknologi bisa digunakan dan bermanfaat pada era IoT saat ini,” katanya.
Andri menjelaskan salah satu tantangan terbesar yang kini dihadapi oleh para startup teknologi perangkat IoT adalah suntikan dana dari investor. Menurutnya, dewasa ini investor dari venture capital baik lokal maupun asing lebih dominan menanamkan modalnya hanya untuk industri e-commerce yang dinilai lebih menguntungkan.
“Khusus untuk startup IoT ini, masih belum ada investor yang massif melakukan investasi. Semoga ke depan startup IoT ini dilirik oleh investor dan mendapatkan suntikan dana untuk mengembangkan teknologi ciptaannya,” ujarnya.
Secara terpisah, VP Consumer Product Doku, Ricky Richmond mengemukakan pihaknya akan mendukung penuh startup teknologi untuk mengembangkan perangkat IoT ciptaannya.
Salah satu dukungan yang akan dilakukan adalah memberikan dukungan teknologi milik Doku agar dapat dimanfaatkan oleh pemenang kompetisi Indonesia Internet of Things Challenge 2016 yang diselenggarakan Doku dan DyCodeEdu di Bandung pada 9 Mei-28 Juni 2016.
“Kami akan mensupport para pemenang ini dengan dukungan teknologi yang kami punya dan merchant kami,” tuturnya.
Ricky berharap ke depan akan semakin banyak startup teknologi yang mengembangkan perangkat IoT dan dukungan dari para investor agar startup lokal dapat bersaing dengan seluruh startup global di era IoT.
“Kami berharap akan semakin banyak startup yang fokus pada piranti IoT ini,” tukasnya.
Internet of Things (IoT): Alat Pembayaran Elektronik Diprediksi Jadi Tren IoT
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:
Penulis : Sholahuddin Al Ayyubi
Editor : Fatkhul Maskur