Bisnis.com, JAKARTA— Bank Sentral Indonesia dan Korea Selatan diserang oleh sekelompok aktivis peretas Anonymous yang pada bulan lalu berjanji untuk menargetkan bank di seluruh dunia.
Wakil Gubernur BI Ronald Waas menyebutkan pihaknya telah memblokir 149 wilayah yang tidak biasanya mengakses situs Bank Indonesia, termasuk beberapa negara kecil di Afrika sebagai respon atas serangan cyber tersebut.
Ronald menambahkan bahwa beberapa bank sentral luar negeri juga mengalami serangan yang sama.
Sejumlah bank sentral belakangan bersiaga ketat setelah adanya berita bahwa peretas mencuri dana senilai US$81 juta dari bank sentral Bangladesh pada Pebruari Lalu.
Sejauh ini belum ada komentar mengenai pelaku dibalik kasus ini. Selain itu, baik Bank Indonesia dan Bank Sentral Korea menyebutkan tidak ada kehilangan dana dalam serangan ini.
Ronald mengatakan usaha peretasan tersebut gagal karena adanya kerja sama antara bank-bank sentral.
“Ada kerjasama regional antara bank-bank sentral. Bank-bank yang pernah mendapatkan serangan seperti ini berbagi pengalaman dengan yang lain,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/6/2016).
Benny Sadwiko, Kepala Keamanan CUber Bak Indonesia menyebutkan bahwa para peretas mencoba menyerang reputasi bank. Dengan demikin, pihak Bank Indonesia memblokir alamat IP negara yang tidak biasanya mengakses situs BI.
Pada Mei banyak sekali gangguan,” kata Benny Sadwiko, Kepala Keamanan CUber Bak Indonesia.
Anonymous, secara bebas diasosiasikan sebagai jaringan aktivis dan peretas internasional yang ada sejak 2003. Dalam sebuah Video yang dipublikasikan melalui Youtube pada Mei, Anonymous mengatakan pihaknya akan meluncurkan kampanye 3o hari untuk menyerang situs bank-bank sentral yang disebut sebagai Operasi Icarus.
Adapun metode penyerangan yang digunakan adalah DDoS yakni menonaktifkan situs dengan cara membanjiri situs-situs tersebut dengan permintaan dari internet dan membuat situs kewalahan dalam jangka waktu tertentu.
Terkadang para peretas berhasil masuk mengakses data dari situs yang direstas. Namun, jarang sekali mereka bisa menembus sistem dan menimbulkan akibat lebih parah dalam serangannya.
Sementara itu, Pejabat Bank of Korea mengatakan setidaknya terdapat satu kali serangan DDoS di situs bank tersebut pada Mei. Sejauh ini tidak ada kerugian apapun.
Pada awal Mei, Bank Sentral Yunani juga menyebutkan bahwa situsnya menjadi target serangan cyber yang dilancarkan Anonymous selama beberapa menit sebelum system keamanannya berhasil menangkis serangan. Bank Sentral Cyprus juga mengaku menjadi korban serangan pada Mei.