China Bantah Sensor Internet Untuk Halangi Perusahaan Asing

Juli Etha Ramaida Manalu
Senin, 11 April 2016 | 13:47 WIB
Ilustrasi/Reuters-Edgar Su
Ilustrasi/Reuters-Edgar Su
Bagikan

Bisnis.com, BEIJING - Regulator Internet China menyebutkan bahwa sistem sensor online yang diterapkan di negara itu hanya bertujuan untuk melindungi keamanan nasional dan bukan untuk mendiskriminasikan perusahaan asing.

Cyberspace Administration of China (CAC), lembaga administrasi Internet di China menyebutkan bahwa sensor online yang berlaku di negara tersebut tidak menargetkan negara manapun atau menyalahi komitmen perdagangan manapun.

 “Tujuan dari sistem inspeksi keamanan Internet adalah untuk menjamin keamanan dan pengendalian produk dan layanan teknologi informasi, perlindungan keamanan pengguna informasi dan penguatan pasar serta kepercayaan diri pengguna,” ujar CAC dalam sebuah fax seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/4/2016).

Sebelumnya, Amerika Serikat melabeli pemblokiran situs oleh negara tirai bambu tersebut sebagai penghalang perdagangan.

US Trade Representative (USTR), perwakilan perdagangan Amerika dalam sebuah laporan tahunan menulis bahwa dalam setahun terakhir sensor web yang diterapkan di China terlihat semakin memburuk. Hal ini menjadi beban signifikan bagi perusahaan asing dan pengguna internet.

Namun China mengklaim bahwa fokus utama sensor tersebut adalah produk dan layanan yang terkait dengan keamanan nasional.

Sejak lama China menerapkan mekanisme sensor online paling canggih di dunia yang dikenal dengan Great Firewall.

Namun, USTR belum menganggapnya sebagai hambatan perdagangan sejak 2013 ketika Xi Jinping menjadi Presiden China.

Pemerintahan Xi menerapkan pengetatan pengawasan Internet yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemerintahan tersebut juga berusaha menyusun kebijakan dalam bentuk hukum.

Sejumlah situs seperti Google, Facebook, Twitter dan situs-situs berita global lainnya tidak dapat diakses di China.

Pejabat terkait menyebutkan kontrol atas situs-situs tersebut membantu menjaga stabilitas sosial dan keamanan di tengah ancaman seperti terorisme.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper