Dahsyat, Kota Ini Kerahkan "Serdadu" Nyamuk Wolbachia Lumpuhkan Virus DBD

Newswire
Kamis, 18 Februari 2016 | 11:59 WIB
Nyamuk Aedes aegypti menularkan virus Zika/News.com.au
Nyamuk Aedes aegypti menularkan virus Zika/News.com.au
Bagikan

Kabar24.com, YOGYAKARTA - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada akan memanfaatkan nyamuk aedes aegypti yang sudah mengandung bakteri wolbachia untuk menangani penyakit demam berdarah dengue.

Wolbachia adalah sejenis bakteri yang ada pada sel tubuh serangga dan ditemukan di beberapa serangga seperti ngengat, lalat buah, kumbang hingga nyamuk. Namun, bakteri tersebut tidak ada pada nyamuk aedes aegypti sebagai vektor yang menularkan virus dengue.

Bakteri wolbachia diketahui dapat menekan replikasi virus dengue karena bakteri tersebut mampu berkompetisi dengan virus saat merebut makanan di sel tubuh nyamuk. Bakteri juga diketahui tidak bisa ditularkan ke manusia oleh nyamuk.

"Ada dua kabupaten yang sudah memanfaatkan penanganan dengan cara itu yaitu Bantul dan Sleman. Nantinya, Kota Yogyakarta akan mengadopsi sistem penanganan yang dinilai lebih menguntungkan," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Kamis (18/2/2016).

Penanganan demam berdarah dengue di Kabupaten Bantul dilakukan dengan melepas nyamuk aedes aegypti dewasa yang sudah mengandung bakteri wolbachia, sedangkan di Kabupaten Sleman memanfaatkan telur atau larva nyamuk yang mengandung wolbachia.

Kota Yogyakarta, lanjut Agus, akan memilih sistem penanganan dengan memanfaatkan larva nyamuk karena melepas nyamuk yang sudah dewasa ke lingkungan dinilai akan lebih mengganggu.

Di kedua kabupaten tersebut, uji penanganan demam berdarah dengan nyamuk wolbachia baru dilakukan dalam wilayah yang sempit, sedangkan di Kota Yogyakarta akan dilakukan di wilayah yang lebih luas.

Pemantapan uji penanganan demam berdarah dengue dengan nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia akan dilakukan di bagian barat Kota Yogyakarta mulai dari Kecamatan Tegalrejo hingga ke sisi selatan Yogyakarta, dan di bagian tengah kota dilakukan di wilayah-wilayah yang dinilai penting. Penilaian dilakukan dengan melihat jumlah kasus demam berdarah di wilayah.

Sedangkan Yogyakarta bagian timur akan dimanfaatkan sebagai daerah perbandingan. "Proses kerja sama pemantapan penanganan DBD dengan nyamuk yang mengandung wolbachia terus disempurnakan. Harapannya, dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dibantu puskesmas di tiap wilayah akan membantu sosialisasi kepada masyarakat mengenai program pemantapan penanganan DBD dengan nyamuk yang mengandung wolbachia.

Meskipun sudah ada penanganan DBD yang dinilai cukup baik, namun Agus meminta masyarakat untuk tetap melakukan gerakan 3M yaitu mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air yang berpotensi digunakan untuk perkembangbiakan nyamuk dan tetap menjalakan pola hidup bersih dan sehat.

Hingga akhir Januari, sudah ada 68 kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta dan seorang pasien meninggal dunia. "Hal paling penting dalam penanganan DBD adalah memutus mata rantai siklus perkembangbiakan nyamuk. Jika pembawanya tidak ada, maka virusnya tidak akan menular," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper