BPPT Dorong Inovasi dan Paten untuk Masyarakat

Yulianisa Sulistyoningrum
Senin, 21 Desember 2015 | 16:52 WIB
Masker Sabut Kelapa: Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Fakultas Ilmu Kesehatan memperagakan cara membuat masker yang dimodifikasi dengan sabut kelapa di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/10/2015). Masker Sabut Kelapa hasil inovasi para mahasiswa yang mampu menyerap emisi partikel Ultrafine dari asap kebakaran tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi penderitaan warga yang mengalami gangguan pernafasan di kawasan terjadinya kabut asap./Antara-Didik Suhartono
Masker Sabut Kelapa: Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Fakultas Ilmu Kesehatan memperagakan cara membuat masker yang dimodifikasi dengan sabut kelapa di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/10/2015). Masker Sabut Kelapa hasil inovasi para mahasiswa yang mampu menyerap emisi partikel Ultrafine dari asap kebakaran tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi penderitaan warga yang mengalami gangguan pernafasan di kawasan terjadinya kabut asap./Antara-Didik Suhartono
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah pusat unggulan teknologi yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk mewujudkan daya saing industri dan kemandirian bangsa.

Oleh karena itu, BPPT siap melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi, khususnya di bidang energi, informasi, material, transportasi, maritim, hankam, permesinan, industri kimia, pangan, pertanian, obat, kesehatan, sumber daya alam, kelautan, lingkungan, kebencanaan, sistem inovasi untuk pembangunan taman sains, dan teknologi serta inkubasi teknologi.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan BPPT akan terus meningkatkan jumlah inovasi serta paten yang dihasilkan. "Tahun depan akan terus kita dorong terciptanya inovasi teknologi terbaru serta pembentukan paten yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," ujarnya dalam acara Refleksi BPPT 2015 bertajuk Teknologi Untuk Kejayaan Bangsa di Auditorium BPPT, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Unggul mengungkapkan bahwa saat ini baru sekitar 4% hingga 5% paten yang dapat dimanfaatkan. Untuk itu, lanjut Unggul, dalam pengkajian teknologi harus serta merta didampingi oleh industri agar hasil inovasi dapat segera di prosuksi masal dan dirasakan manfaatnya oleh khalayak.

"Namun saat ini yang masih sedikit mengganjal adalah masalah sertifikasi. Padahal alatnya sudah beroperasi," paparnya. Menurutnya, hingga saat ini masih terdapat beberapa inovasi yang dihasilkan BPPT dan masih terganjal masalah sertifikasi.

"Karena aturan yang ada saat ini semakin ketat, maka kita dorong untuk hasil inovasi langsung disertifikasi sebelum dioperasikan," katanya.

Selain itu, strategi untuk tingkatkan hasil inovasi agar dapat dirasakan oleh masyarakat, BPPT juga mengimbau kepada Dewan Riset Nasional (DRN) sebagai mitra BPPT untuk menaruh perhatian untuk percepat pemanfaatan teknologi oleh masyarakat.

"DRN juga bisa membantu mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi yang dihasilkan oleh anak bangsa," ujar Kepala Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT, Tatang A. Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper