Bisnis.com, JAKARTA -- Banyaknya perangkat elektronik yang saling terkoneksi yang dimotori oleh tren internet of things, diprediksi menjadi sasaran empuk para penjahat siber untuk melancarkan serangannya pada tahun depan.
“Setidaknya, ada lima ancaman keamanan yang patut diwaspadai pada tahun depan,” ujar Jeremy Andreas, Country Manager Fortinet Indonesia, Selasa (15/12/2015).
Pertama, peningkatan serangan malware dari mesin ke mesin. Para peretas memanfaatkan kerentanan perangkat yang saling terkoneksi untuk masuk ke jaringan dan hardware perusahaan.
Kedua, worm dan virus yang dirancang khusus untuk menyerang perangkat internet of things. Virus ini menyebabkan kegagalan otomatis dan kerusakan yang jauh lebih substansial karena memiliki potensi berkembang biak di jutaa atau miliaran perangkat, mulai dari perangkat yang dipakai konsumen hingga prangkat medis.
“Dengan demikian, kerusakan dan kerugian yang diakibatkan worm dan virus dapat meningkat berkali lipat,” tuturnya
Ketiga, serangan pada cloud dan infrastruktur yang tervisualisasi. Para peretas mencoba menargetkan malware untuk menembus kelemahan protokol virtualisasi dan masuk ke cloud dengan cara jailbreak dan mendapatkan akses data yang lebih besar.
Keempat, teknik serangan yang mampu menyembunyikan serangan. Ini merupakan pengembangan dari blastware yang dirancang menghancurkan atau melumpuhkan sistem.
“Pada 2016, blastware ini berkembang lebih lanjut menjadi ghostware yang lebih halus dalama menghilangkan jejak sehingga sangat sulit bagi ahli keamanan untuk melacak data yang hilang karena serangan tersebut.”
Yang terakhir, serangan malware yang terus berevolusi dan mampu mengecoh deteksi sehingga dapat menyusup bahkan ke dalam teknologi sandboxing yang canggih.
Kelima tren kejahatan cyber tersebut menuntut organisasi dan perusahaan untuk lebih memperketat sistem keamanannya.