GUBERNUR NTT FRANS LEBU RAYA: Daerah Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Baru

Maria Yuliana Benyamin
Senin, 26 Oktober 2015 | 10:00 WIB
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya memberikan penjelasan mengenai upaya pengembangan produk budaya dan seni NTT seusai membuka Eksotika NTT di Jakarta, Kamis (22/10). /Bisnis.com
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya memberikan penjelasan mengenai upaya pengembangan produk budaya dan seni NTT seusai membuka Eksotika NTT di Jakarta, Kamis (22/10). /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di kawasan timur Indonesia yang menyimpan sejumlah potensi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut, yang di atas pertumbuhan ekonomi nasional, sebetulnya layak menjadikan daerah tersebut sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru di daerah.

Namun, perlu diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, sehingga potensi ekonomi di daerah tersebut belum tereksplorasi dengan maksimal.

Bagaimana potensi dan upaya pemerintah daerah mendorong pertumbuhan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bisnis Indonesia mewawancarai Gubernur NTT Frans Lebu Raya di sela-sela acara pembukaan pameran produk kreatif Eksotika NTT 2015 di Anjungan NTT, TMII, Kamis (22/10/2015). Berikut petikannya: 

Apa saja potensi yang dimiliki Nusa Tenggara Timur?

Nusa Tenggara Timur (NTT) itu punya potensi besar. Banyak orang berpikir miris, sebagai provinsi tertinggal, dan lainnya. Namun, bagi saya, NTT itu menyimpan banyak potensi.

Pertama, peternakan. Kami terus mengembangkan sektor peternakan. Kami bekerja sama dengan Provinsi DKI Jakarta supaya NTT bisa menyuplai ternak dan daging. Beberapa investor juga datang ke kami dan ingin berinvestasi di NTT di bidang peternakan.

Kedua, kelautan dan perikanan. NTT merupakan provinsi kepulauan dengan laut yang sangat luas, dengan potensi ikan yang luar biasa. Bukan hanya itu, potensi biota laut juga besar sekali. Kami terus mendorong sektor perikanan dan kelautan, baik itu perikanan tangkap maupun perikanan budi daya.

Di sektor kelautan, kami juga mendorong pengembangan rumput laut. Kalau bicara rumput laut, NTT itu penghasil rumput laut yang luar biasa. Sekarang ini hanya ada satu pabrik pengolahan rumput laut di Sumba Timur. Kami berharap lebih banyak investor yang mau membangun pabrik rumput laut, paling tidak satu di Pulau Timor, satu di Flores, satu di Sumba, supaya bisa menampung produksi rumput laut di wilayah-wilayah itu.

Ketiga, pariwisata. Pariwisata ini luar biasa. Saat ini, kami gencar membangun pariwisata karena kami menyadari sesungguhnya kalau kami mendorong pariwisata, kami juga akan mendorong sektor lain yang terlibat di dalamnya. Sektor pariwisata akan mendorong kuliner, ekonomi kreatif, aneka kerajinan, dan masih banyak lagi. Sekarang ini, kami juga aktif mempromosikan produk kreatif kami, salah satunya tenun ikat.
Jadi, NTT memiliki banyak potensi dan orang NTT sendiri harus merasa memiliki sesuatu, jangan terus-menerus merasa rendah diri.

Bagaimana upaya pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan di daerah sesuasi dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah?

Sejak 2013, kami membuat enam tekad, yakni NTT sebagai provinsi jagung, NTT sebagai provinsi ternak, NTT sebagai provinsi koperasi, NTT sebagai provinsi cendana, NTT sebagai provinsi pariwiasta, dan NTT sebagai provinsi kelautan dan perikanan.

Tekat itu terbangun dari potensi-potensi yang kami miliki. Sejauh ini, kami memang melakukan itu [membangun daerah berdasarkan potensinya]. Contohnya, di sektor pariwisata. Kami membagi daerah dalam beberapa klaster atau zona karena kami melihat pembangunan pariwisata tidak bisa hanya dikembangkan oleh satu kabupaten secara sendiri-sendiri, tetapi harus dalam bentuk kawasan. Jadi, ada Kawasan Flores, Lembata, Alor, kemudian kawasan Timor, dan Kawasan Sumba.

Demikian halnya dengan ternak. Ternak besar itu ada di Timor dan Sumba, sementara ternak kecil ada di Flores. Kami memang memuat zonasi atau klaster-klaster ini untuk melihat pengembangan yang ada di wilayah tersebut karena tidak semua sama rata untuk dikembangkan di NTT.

Dari sekian potensi yang dimiliki NTT, sektor manakah yang menjadi prioritas untuk dikembangkan ke depannya?

Pada dasarnya semua potensi ini layak dikembangkan, dan kami tengah menuju ke arah sana. Berbagai upaya sedang dilakukan untuk mendorong pengembangan sejumlah sektor yang menjadi keunggulan NTT.

Salah satu sektor yang menjadi prioritas kami adalah pariwisata. Di NTT, terdapat banyak sekali destinasi-destinasi wisata dunia, destinasi yang pantas dan layak dinikmati oleh dunia. Saya sebut beberapa contoh, seperti Komodo di Labuan Bajo, Perkampungan Wae Rebo di Manggarai, Perkampungan Adat di Bena, Taman Wisata 17 Pulau Riung, Danau Kelimutu di Ende, kemudian di Maumere, Larantuka, hingga Lembata dengan penangkapan ikan pausnya.

Bagaimana upaya pemerintah daerah untuk memperkenalkan destinasi-destinasi tersebut ke dunia luar?  

Promosi terhadap destinasi-destinasi wisata itu terus kami gencarkan. Salah satu bentuk promosi adalah dengan melakukan kegiatan tertentu di destinasi terkait. Kami memiliki banyak sekali taman laut yang indah. Di Alor misalnya, kami sudah melakukan kegiatan lomba fotografi bawah laut.

Tahun ini, kami mengadakan lagi lomba fotografi bawah laut di Lembata dan dalam waktu dekat akan di-launching di Jakarta. Tahun depan, kami akan pindah ke Adonara, ke Maumere, ke Riung, dan ke Labuan Bajo untuk kegiatan sejenis. Tujuannya, agar promosi tidak hanya terpusat di satu titik saja. Potensi taman laut di NTT ini harus terekspos semuanya.

Tahun depan, kami juga berencana melakukan Tour de Flores. Akan ada para pesepeda dari berbagai negara yang melintasi Flores. Tentunya, dengan adanya kegiatan tersebut, Flores khususnya dan NTT umumnya akan lebih dikenal di dunia luar.

Sekarang ini, banyak investor yang beramai-ramai menyasar potensi daerah. Apa strategi pemerintah untuk menarik minat investasi ke NTT?

Kami memprioritaskan investasi di enam sektor yang kami canangkan untuk NTT. Untuk tujuan itu, strategi utama kami adalah perizinan. Perizinan dipermudah, dipercepat, dan harus murah. Itu yang paling utama. Fasilitas lainnya, apakah dalam bentuk tax holiday dan lainnya, akan kami lihat lagi.

Ini tentunya sejalan dengan upaya pemerintah pusat yang mendorong kemudahan perizinan di daerah. Kami, pada prinsipnya, sepakat dengan hal ini. Perizinan memang harus mudah, cepat, dan murah.

Sejak 2009, saya sudah membuat kantor pelayanan terpadu satu pintu, dari sebelumnya satu atap. Satu atap, banyak pintu. Percuma satu atap karena tentu masih banyak pintunya. Sekarang ini satu pintu, walaupun masih banyak jendela.

Salah satu kendala yang sering dikeluhkan ialah infrastruktur. Apa solusi untuk mengatasi hal ini?

Memang kalau mengandalkan APBD sendiri, kami tidak kuat. Karena itu, kami menggandeng Kementerian PUPR untuk membangun infrastruktur, terutama jalan ke daerah-daerah strategis seperti lokasi pariwisata, lokasi peternakan besar. Kami minta dukungan Kementerian PUPR untuk membangun jalan karena kami sadari infrastruktur itu sangat penting, termasuk infrastruktur kelistrikan juga.

Kalau soal masalah lahan, hemat saya itu tergantung pada pendekatan ke masyarakat. Saya percaya masyarakat sudah semakin terbuka dan mau merelakan lahannya karena mereka juga akan mendapatkan manfaat dari investasi yang ada di atas lahan itu.

Dengan program dan beberapa terobosan yang dilakukan, berapa lama lagi NTT bisa lebih maju?

Saya tidak bisa memberikan target karena masa jabatan saya sampai 2018. Namun, kalau mengikuti perkembangan sejak 2011 saja, hal itu membuat kami lebih optimistis bahwa NTT pasti maju.

Kita bisa melihat banyak sekali perkembangan, jalan mulai bagus, hotel mulai dibangun di mana-mana, kemudian sekarang ada 12 penerbangan setiap hari. Penerbangan Batik Air tiga kali ke Kupang setiap hari. Garuda juga demikian. Itu belum berbicara penerbangan di dalam daerah, yang antarpulau. Kemarin saya mendapat laporan dari GM Angkasa Pura I di Kupang bahwa jumlah penumpang ke NTT hingga Agustus 2015 meningkat 20% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Ini berarti kunjungan ke NTT semakin ramai.

Selain itu, pertumbuhan kontainer-kontainer di pelabuhan juga semakin bagus. Ini membuat kami semakin optimistis.

Pada 2014, pertumbuhan NTT juga sedikit lebih tinggi dari nasional, NTT tumbuh 5,04% sementara nasional 5,02%. Ini membuat kami optimistis membangun, tetapi tentu saja harus kerja keras.

Bagaimana dukungan pemerintah pusat sejauh ini?

APBD Provinsi 2014 kami cuma Rp3,2 triliun. Untuk jalan, kami hanya bisa alokasikan Rp200 miliar, padahal jalan butuh dana yang besar. Akan tetapi, karena kebutuhan kami yang lain banyak, ada pendidikan harus sekian persen, kemudian kesehatan harus sekian persen, alokasi untuk jalan pun terbatas. Kemudian, kami punya program provinsi ternak. Alokasi untuk itu juga cukup besar.

Kami juga selalu berupaya supaya jalan, air bersih, dan listrik itu tersedia. Oleh karena itu, kami selalu membutuhkan perhatian pemerintah pusat. Kami percaya, kalau bersama-sama keroyokan untuk  bangun daerah ini, NTT akan maju, dan bisa menjadi mesin pertumbuhan baru.


Pewawancara:
Thomas Mola/Farodillah Muqodam/Maria Y. Benyamin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper