Bisnis.com, JAKARTA - Batam selalu disandingkan dengan Singapura dalam segala hal karena kedua pulau ini sangat berdekatan. Begitu juga dengan layanan energi listrik. Dalam beberapa tahun ke depan bright PLN Batam, sebagai operator swasta, bertekad untuk menyamai kualitas pelayanan listrik di Batam dengan Singapura.
Direktur Utama PLN Batam Dadan Kurniadipura mengatakan saat ini indeks gangguan rata-rata atau system average interruption duration index (SAIDI) sebesar 23,32 menit per pelanggan per tahun.
“Saya ingin rasionya dalam setahun menjadi sekian detik. Saya ingin layanan PLN Batam prima, rasio pemadamannya dalam setahun hitungannya menjadi detik,” katanya.
Menurut Dadan, warga di Singapura tidak pernah merasakan listrik mati. Jika ada gangguan maka dengan cepat bisa diantisipasi sehingga pasokan listrik tetap prima.
Menurutnya, PLN Batam bisa menerapkan hal yang sama. Sebab, sebagai perusahaan swasta, PLN Batam bisa leluasa membangun pembangkit dan transmisi dengan mencari mitra atau investor maupun dengan pembiayaan mandiri.
“Batam selalu kedatangan banyak warga Singapura. Saya ingin buktikan bahwa Batam ini bisa seperti Singapura. Minimal sama atau syukur-syukur bisa lebih sehingga orang Singapura kalau ke sini juga bisa salut sama kita,” ujarnya.
Dadan mengungkapkan jika layanan listrik di Batam bagus, gaung informasinya bisa mengangkat citra nasional. Keandalan listrik Batam bisa menjadi promosi dan daya tarik investasi di Batam.
“Sekarang untuk mencapai itu butuh waktu, kami sedang melakukan pembenahan yang butuh waktu, tapi yang jelas kita bisa melakukan itu,” jelasnya.
Kelebihan PLN Batam lainnya adalah tarif golongan rumah tangga sebenarnya lebih rendah dari pada PLN nasional. Sejak memutuskan tidak menggunakan bahan bakar solar pada 2012, PLN Batam mampu menekan biaya produksi sehingga bisa menetapkan tarif yang lebih rendah dibandingkan pasokan listrik dari PLN persero.
