Bisnis.com, JAKARTA - Binus University International mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera membentuk Badan Cyber Nasional yang rencananya segera rampung pada Oktober 2015.
Pasalnya kejahatan di dunia siber yang ada di Indonesia saat ini sudah semakin marak dengan berbagai serangan yang berbeda dari setiap negara lain.
Head of Business Information System Faculty of Computing and Media Binus University International Samuel Mahatmaputra mengemukakan Kemenkominfo harus serius untuk merampungkan program Badan Cyber Nasional tersebut. Salah satunya adalah dengan cara menggandeng sejumlah akademisi yang memiliki kemampuan tekhnis di bidang cyber security.
“Memang saat ini saya berharap pemerintah dapat menggandeng dari pihak akademisi, terutama yang memiliki talenta dan yang memiliki kemampuan penetrasi terhadap suatu sistem,” tutur Samuel usai acara MoU antara Binus University International dengan Netapp di Jakarta, Senin (21/9/2015).
Samuel mengemukakan kemampuan penetrasi sangat dibutuhkan bagi sumber daya manusia (SDM) yang nantinya akan masuk ke dalam struktural Badan Cyber Nasional. Pasalnya, para hacker dari luar negeri saat ini, seringkali menyerang Indonesia dengan sistem yang berbeda-beda.
“Kejahatan di dunia cyber itu meningkat, karena adanya pengabaian dari pihak-pihak IT yang mengimplementasikan sistem, sedangkan kita sudah punya 3-4 tahap untuk dipenetrasi,” tukasnya.
Seperti diketahui, Kemenko Polhukam telah resmi membentuk Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional (DK2ICN) melalui Surat Keputusan Kemenko Polhukam. Kemudian selanjutnya, DK2ICN tersebut kini tengah menggodok proses pembentukan roadmap Badan Cyber Nasional yang diklaim akan selesai Oktober 2015.
DK2ICN yang telah dibentuk Kemenko Polhukam mengemukakan bahwa Badan Cyber Nasional yang tengah digodok pemerintah, nantinya akan menjalankan fungsinya secara bebas-aktif dan tidak akann terseret dalam kepentingan badan cyber global seperti di negara-negara Uni Eropa.
Namun selama proses pembentukan Badan Cyber Nasional tersebut, DK2ICN tetap akan menjalin kerja sama internasional, meskipun tidak terikat dengan badan cyber di negara manapun.
Berkaitan dengan itu, Binus University International dan Net App juga telah bekerjasama di bidang komputasi awan dan big data dalam program Academic Alliance Komprehensif pertama di Asean, sebagai komitmen dalam membina para calon pengambil keputusan dan para ahli pengelolaan data.
“Kami melihat adanya peningkatan kebutuhan akan tenaga ahli terkait data di industri, terutama di Indonesia,” tutur Country Manager NetApp Indonesia Ana Sopia.
Menurut Ana, di dunia IT saat ini pengelolaan data dan penyimpanan data merupakan hal yang cukup penting bagi efisiensi bisnis. Karena itu, pengembangan dan pemahaman tentang penyimpanan dan pengelolaan data dalam jumlah besar menjadi sangat penting.
“Mengingat integrasi ekonomi yang semakin ketat dibawah naungan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia harus bangkit dan tantangan permintaan sebagai negara yang tengah bertumbuh dengan pesat,” tukasnya.