Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) optimistis dapat membangun 1.000 menara sepanjang tahun ini agar bisa mengoperasikan 6.300 menara pada awal 2016.
Direktur Utama Mitratel David Bangun mengatakan perusahaannya akan semakin ekspansif membangun menara di daerah-daerah baru. Dia mengklaim Mitratel memiliki 5.300 menara pada akhir tahun lalu.
“Kami targetkan bangun 1.000 menara atau tumbuh sekitar 20% tahun ini. Malah kalau ditambah micro pole atau tiang tunggal sebanyak 1.000 unit, pertumbuhan bisa 40%,” katanya di sela-sela Rapat Kerja Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Senin (25/5/2015).
David mengatakan angka 20% tersebut di atas pertumbuhan rata-rata industri sepanjang 2015 yang diprediksi maksimal 10%. Menurutnya, pertumbuhan industri menurun dibandingkan tahun lalu yang di atas 10%.
“Penurunan ini terjadi karena operator fokus memasang BTS di menara yang sudah ada,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi (Aspimtel) ini.
Mitratel merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang bermain di bisnis penyediaan menara. Perusahaan pelat merah tersebut menguasai 100% saham Mitratel lewat subholding PT Telkom Infra yang juga dimiliki penuh oleh Telkom.
Pada Oktober 2014 lalu, Telkom membuat perjanjian tukar guling saham Mitratel dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Namun, dalam perkembangan anyar, Dewan Komisaris Telkom keberatan dengan transaksi tersebut.
David ogah mengomentari kebijakan sang pemilik saham. Dia juga tidak mau berandai-andai apakah transaksi itu bakal berlanjut atau tidak.
“Satu hal yang pasti, gabung atau enggak dengan TBIG kami akan terus jalan dengan target pembangunan menara tahun ini,” kata pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. []