Bisnis.com, JAKARTA – Pada 2010 lalu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) secara resmi mengambil alih 100% kepemilikan saham PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma). Saat itu, pendapatan perusahaan penyedia data center tersebut sekitar Rp185 miliar.
“Empat tahun kemudian, atau pada 2014, kami mendapatkan revenue Rp2 triliun atau naik 10 kali lipat sejak diakuisisi Telkom,” ujar Direktur Utama Telkom Sigma Judi Achmadi dalam acara temu media di Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Menurut JAC, sapaan akrab Judi Achmadi, lonjakan drastis itu didorong oleh transformasi perusahaan di berbagai sektor seperti proses bisnis dan sumber daya manusia.
Selain itu, dia menyebutkan peran induk usaha, Telkom, juga menjadi faktor yang tidak kalah penting. Tim penjualan Telkom Sigma, misalnya, bersinergi dengan Divisi Korporasi, Divisi Layanan Bisnis, dan Divisi Layanan Pemerintahan Telkom.
“Inilah yang membuat kami bisa dipercaya oleh 300 perusahaan dari berbagai industri,” katanya.
Saat ini Telkom Sigma memiliki tiga portofolio bisnis yakni system integrator (SI), data center, dan managed services. Kontributor SI untuk pendapatan perusahaan tahun lalu sekitar 50%, data center sebesar 35%, dan managed services atau cloud mencapai 15%.
Tahun ini, JAC menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp2,5 triliun. Dia optimistis sekitar 40-45% pendapatan diperoleh dari jualan layanan data center.
“Apalagi pemerintah punya kebijakan untuk mewajibkan perusahaan layanan publik meletakkan pusat data dan pusat penanggulangan bencana di Indonesia,” ucapnya.