Bisnis.com, TANGERANG—Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) menyatakan Indonesia menjadi contoh program transfer teknologi hasil riset ilmuan kepada masyarakat bagi negara-negara Asean yang tergabung dalam Promoting Innovation and Technology Asean.
Warsito P. Taruno, Ketua Umum MITI, mengatakan selama ini kelemahan budaya penelitian di Indonesia adalah hasil riset yang didapatkan oleh para ilmuan tidak disampaikan dengan baik kepada masyarakat, sehingga kurang bermanfaat bagi kehidupan.
“Komersialisasi teknologi hasil riset merupakan kunci utama kemajuan Indonesia tanpa tergantung perkembangan politik. Transfer ilmu hasil riset para ilmuan bertujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat,” ucap di Tangerang, Rabu (11/3/2015).
Menurutnya, teknologi yang dikembangkan oleh para ilmuwan dan teknolog di Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi pajangan atau bahkan terbengkalai di laboratorium. Teknologi tersebut harus dikembangkan agar memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan.
Dia mengatakan, dalam aplikasi transfer teknologi hasil riset ini MITI bekerja sama dengan Steinbeis Transfer Center Jerman. Proyek kerja sama Asean-Jerman ini bertujuan mempromosikan inovasi dan teknologi agar lebih berguna untuk dunia bisnis terutama UMKM.
“Kami menjadi proyek percontohan transfer teknologi hasil riset kepada masyarakat. Kelak skema yang dilakukan ini akan diikuti oleh negara-negara lain di Asean,” tuturnya.
Saat ini, C-Tech Labs Edwar Technology salah satu perusahaan yang diinkubasi oleh MITI, telah berhasil melakukan transfer teknologi kepada masyarakat Indonesia terkait dengan pengobatan kanker melalui teknologi yang ditemukan.
Pengobatan yang diberikan kepada masyarakat juga bertujuan untuk menyempurnakan hasil temuan dalam bidang kesehatan khususnya mengobati kanker. Sejauh ini, 80% penderita kanker yang menggunakan teknologi C-Tech Labs Edwar Technology mampu bertahan bahkan sembuh dari penyakit tersebut.