Bisnis.com, JAKARTA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, berhasil mengumpulkan nilai kontrak sebesar Rp145,6 miliar dari kerja sama riset dan pengabdian masyarakat dengan pelaku industri selama 2014.
Kepala Badan Inovasi dan Bisnis Ventura ITS Raja Oloan Saut Gurning mengatakan dana tersebut didapat dari 404 perjanjian kerja sama (PKS) dan 69 memorandum of understanding (MoU) dengan 325 industri.
Jumlah PKS dan MoU 2014, tambah Saut, hanya naik sedikit dari 396 PKS dan 46 MoU dengan 286 industri pada 2013.
“Tapi dari segi nilai melonjak cukup progresif yakni dua kali lipat. Tahun lalu ITS hanya memperoleh kontrak Rp75,8 miliar,” katanya, Rabu (31/12/2014) malam.
Saut mengatakan pencapaian itu diperoleh berkat dukungan dari pimpinan kampus yang mengurusi aspek administrasi, teknis, dan keuangan.
Namun, dia menilai aspek keuangan menjadi fokus yang perlu ditingkatkan pada tahun depan. Pasalnya, selama 2014 proses pencairan dana kepada pelaku proyek memakan waktu 7-9 hari.
“Semestinya hanya 3-4 hari saja,” ujar dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.
Pada pengujung 2014, produk hasil kemitraan ITS-industri yang cukup menyedot perhatian adalah peluncuran bus listrik yang didanai PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Operator selular terbesar di Tanah Air itu menggelontorkan dana Rp1,5 miliar kepada tim pengembangan bus listrik ITS yang dipimpin Muhammad Nur Yuniarto.
Saut mengatakan jumlah kepala proyek perlu ditambah, dari hanya 70 orang pada 2014 menjadi 100 orang pada tahun depan.
Dia menilai ITS juga harus memperbaiki komersialisasi produk-produk inovasi yang telah dihasilkan.
Beberapa produk unggulan itu antara lain ferro-nickle smelter, mobile data center, bus listrik, dan mobil serbaguna.
“Dua tahun ke depan langkah-langkah komersialisasi bisa didukung dari berbagai aturan dan kebijakan pemerintah apalagi dengan status baru ITS sebagai PTNBH [perguruan tinggi negeri badan hukum],” ujarnya.