Bisnis.com, SURABAYA - Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur meraih penghargaan sebagai juara pertama Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2014 karena dinilai telah mampu memanfaatkan teknologi digital untuk kegiatan operasional di berbagai bidang.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan instrumen teknologi informasi selama ini telah menjadi pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di Banyuwangi, baik di bidang pendidikan, kesehatan, serta UKM.
”Dengan teknologi semua hal bisa efisien. Bisnis jadi mudah, cari ilmu gampang, bahkan promosi wisata juga efektif yang akhirnya kesejahteraan meningkat. Selain itu juga membuat gerak birokrasi menjadi transparan, akuntabel, kredibel, dan responsif,” jelasnya," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (9/5/2014).
Anas menerangkan di Banyuwangi kini telah terpasang 1.200 titik wifi. Jumlah pengakses wifi di Banyuwangi mencapai 164.372 per bulan pada kuartal I/2014, meningkat dibanding rata-rata tahun lalu sebesar 97.957 pengguna per bulan.
"Tidak hanya di taman dan sekolah, wifi kami pasang di masjid, gereja, dan pura," katanya.
Dalam bidang layanan kesehatan, lanjut Anas, banyuwangi menerapkan one call service untuk ambulans yang mengintegrasikan 150 unit ambulans dari 45 puskesmas dan seluruh rumah sakit yang ada. Ada pula aplikasi E-hospital yang mengintegrasikan 85 lembaga pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit) di Banyuwangi. Selain itu, juga ada sistem yang disebut Si Jempol Sehat Si Jempol Wangi (Sistem Informasi Jaringan Elektronik Mendukung Pelayanan Optimal Kesehatan Banyuwangi).
Di bidang pendidikan, ada Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (Siap) Online yang membuat penerimaan siswa baru lebih transparan dan mendidik siswa secara lebih interaktif. Jalur pemantauan prestasi siswa juga bisa diakses oleh orang tua melalui instrumen TI. Bahkan promosi pariwisata dilakukan dengan pembuatan sistem operasi berbasis Android.
Di bidang ekonomi, penerapan SMS Gateway dan instrumen TI lainnya memberi stimulus bagi dunia usaha. Investasi pun meningkat. Perizinan usaha naik dari 363 pada 2012 menjadi 5.490 pada 2013 alias naik 1.412 persen.
”Itu yang membuat realisasi investasi kami naik lebih dari 170 persen dari Rp 1,19 triliun pada 2012 menjadi Rp 3,24 triliun pada 2013,” imbuhnya.
Kriteria yang digunakan dalam ajang yang digelar Markplus dengan dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika itu merupakan inisiatif daerah dalam mendorong digitalisasi, kemampuan kepemimpinan (leadership).
Indikator penilaiannya adalah pemanfaatan teknologi digital untuk kegiatan operasional bidang pendidikan, kesehatan, UKM swasta, serta masyarakat. Survei dilakukan terhadap lembaga-lembaga pendidikan, kesehatan, UKM swasta, dan masyarakat dengan melibatkan 19.000 responden.
"Teknologi informasi (TI) ini penting untuk memacu peningkatan pelayanan publik di daerah,” ujar Menkominfo Tifatul Sembiring.
Banyuwangi Raih Digital Society Award

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:
Penulis : Peni Widarti
Editor : Martin Sihombing