Big Data dan Mobilitas Bisa Bantu Pemkot Layani Masyarakat

Rezza Aji Pratama
Jumat, 7 Maret 2014 | 23:09 WIB
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Tren big data dan mobiltas akan membantu pemerintah kota untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat.

Industry Value Advisor Public Sector untuk Asia Pasifik dan Jepang SAP Des Fisher mengatakan percakapan masyarakat perkotaan saat ini tersebar di berbagai media sosial, transaksi elektronik, aplikasi mobile, situs pemerintahan, dan berita di media massa.

Dengan menganalisis data yang berserakan ini, pemerintah kota bisa mengambil garis besar keinginan publik yang bisa dijadikan landasan untuk mengambil keputusan.

Selain menyimpan percakapan masyarakat di media sosial, big data juga menyimpan data dari global positioning system, informasi mengenai kemacetan lalu lintas dan lain-lain.

Tantangan utama implementasi big data di pemerintahan terletak pada soal integrasi.

Pasalnya, banyak divisi yang belum bisa mengintegrasikan data-data mereka.

Des Fisher mencontohkan, analisis big data pernah digunakan untuk membantu Barrack Obama memenangkan kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat.

Saat itu, analis big data Obama membuat data yang berserakan dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

Sementara itu, Simran Aujla Head of Customer Strategic SAP mengatakan solusi mobilitas bisa membuat kinerja pemerintah lebih cepat, lebih pintar dan lebih efisien.

Kendati demikian, dia menegaskan mobilitas bukan sekadar menggunakan perangkat bergerak semata.

Kesiapan adopsi system dan aplikasi juga menjadi syarat penting.

Menurut Simran, data digital saat ini berada di banyak tempat mulai dari komputasi awan ataupun media penyimpanan lainnya.

Guna meningkatkan efisiensi, data ini harus bisa diakses secara mobile.

Aplikasi mobile juga harus dipastikan siapa penggunanya dan sejauh mana relevansi data ini bagi mereka.

Penentuan tipe-tipe data juga harus diperhatikan. Pasalnya, saat ini banyak beredar data tidak terstruktur seperti foto, audio, dan video yang belum dimanfaatkan.

“Kuncinya adalah adopsi dan pemahaman konsep mobilitas,” ujarnya, Kamis (6/3/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper