Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi pesan instan Viber dikabarkan akan diakuisisi oleh salah satu perusahaan serupa dari Asia senilai US$300 juta-US$400 juta. Viber saat ini dijalankan dari Siprus oleh pengusaha Israel Talmon Marco, demikian Reuters.
Perusahaan ini juga memiliki pusat pengembangan di Belarus dan Israel. Selama ini, pendanaan Viber diambil dari kantong pendirinya dan beberapa investor swasta dari Amerika Serikat. Sayangnya belum jelas perusahaan mana yang dimaksud.
Di Asia ada beberapa aplikasi terkemuka seperti Wechat dari Cina, Line asal Jepang, dan KakaoTalk dari Korea Selatan.
Viber saat ini memiliki 200 juta pengguna di 193 negara. Aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan panggilan video yang menjadikannya sebagai saingan Skype.
Viber telah tersedia dalam bahasa Indonesia sejak Oktober 2013. CEO Viber sempat mengatakan Indonesia merupakan pangsa pasar yang penting bagi Viber.