Diprediksi Tumbuh 12%, Penjualan Elektronik 2014 Belum Sesuai Harapan

Muhammad Khamdi
Minggu, 2 Februari 2014 | 20:54 WIB
  Penjualan elektronik tahun ini diperkirakan tumbuh 12%. / Bisnis.com
Penjualan elektronik tahun ini diperkirakan tumbuh 12%. / Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Penjualan produk elektronik di dalam negeri tahun ini diprediksi mencapai Rp37 triliun atau tumbuh 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp33 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh penjualan televisi light emitting diode (LED).

Ketua Elektronik Marketer Club (EMC) Rudyanto mengatakan pertumbuhan produk elektronik masih terjadi pada tahun politik lantaran permintaan pasar di Indonesia masih besar.

“Kemarin kami prediksi tumbuh [penjualan elektronik] 12%  dibandingkan tahun sebelumnya,” papar Rudyanto saat dihubungi Bisnis pada Minggu (2/2/2014).

Kendati pasar elektronik tahun ini diprediksi tumbuh, Rudyanto mengatakan kenaikan itu merupakan angka yang tidak sesuai dengan harapan atau cenderung pesimistis. Pasalnya, kondisi krisis ekonomi global turut berpengaruh terhadap penjualan. Selain itu, kata dia, kenaikan biaya tarif dasar listrik (TDL), upah buruh dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) menjadi faktor tersendatnya permintaan elektronik.

“Ekonomi sekarang tidak stabil yang berdampak membengkaknya biaya produksi. Harga jual juga naik. Nah, kenaikan harga jual apakah pasar bisa menerima atau tidak. Kami masih teka-teki dengan pertumbuhan pasar elektronik tahun ini,” paparnya.

Rudyanto mengatakan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sangat berdampak pada industri elektronik. Menurutnya, kenaikan dolar atas rupiah di atas 20% membuat pengusaha kelimpungan menentukan tarif harga jual di pasaran.

“Industri elektronik tidak bisa mengikuti kenaikan harga 20% seperti itu. Ya, karena faktor kompetisi. Harga jual memang naik, tapi beragam kenaikannya mulai dari 5%-15%. Untuk produk yang persaingannya tinggi, kenaikan harga cenderung rendah. Kurang dari 15%,” tutur dia.

Secara keseluruhan, penjualan televisi masih mendominasi dengan porsi 34% dari total omzet elektronik nasional, sedangkan 40% lainnya disumbang oleh peralatan listrik rumah tangga seperti air conditioner (AC), lemari pendingin (kulkas), dan mesin cuci.

“Pertumbuhan elektronik 2014 akan didorong oleh barang yang penetrasinya masih rendah. Penetrasi tinggi kalau ekonomi lagi sulit konsumen menunda pembelian. Kalau konsumen yang enggak punya, mereka butuh dan membeli barang baru. Beda halnya kalau mereka mengganti produk baru, konsumen pilih menunggu,” paparnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Setyardi Widodo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper