Bisnis.com, JAKARTA - Peranan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) kini menjadi semakin penting, dengan adanya rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
Langkah-langkah persiapan dalam berbagai aspek, termasuk regulasi serta aspek lainnya yang mendukung kegiatan untuk menyongsong pembangunan PLTN terus dilakukan.
Kepala Batan Prof. Djarot S. Wisnubroto mengatakan sesuai dengan fungsinya, lembaganya itu merupakan pelaksana litbang nuklir, dan sebagai fasilitator pemanfaatan energi nuklir di negeri ini.
“Untuk itu, kami selalu berupaya lebih meningkatkan produktivitas kerja SDM, sesuai dengan misi Batan yaitu Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan andal, sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan,” ujar Djarot kepada Bisnis seusai melantik pejabat Eselot I Batan, di Jakarta, Senin (13/1/14).
Menurut dia, salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, adalah dengan melalukan perampingan organisasi dari Eselon I sampai Eselon IV.
“Selain itu memenuhi tuntutan prioritas nasional di bidang energi, yang tertuang dalam RPJM 2010-2014, dan RPJP 2005-2025, yang mengarah pada struktur organisasi yanhg tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing),” ungkapnya.
Berdasarkan Perpres No. 46/2013, dan Peraturan Kepala Batan No. 14/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Batan, pihaknya melakukan restrukturisasi organisasi.
Jumlah eselon I, sebelumnya 6 orang menjadi 5, eselon II dari 23 pusat/biro menjadi 22 pusat/biro, eselon III sebelumnya 108 sub bidang/sub bagian, menjadi 88, dan eselon IV dari 216 sub bidang/sub bagian menjadi 183.
“Total pengurangan eselon I-IV menjadi 55. Kondisi ini harus diefektifkan untuk mengemban misi Batan, dan menyongsongBatan Incorporated,” ujarnya.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 170/2013 mengenai pengangkatan pejabat eselon I di lingkungan Batan yang ditetapkan 31 Desember 2013, maka Djarot melantik Sekretaris Utama (Sestama), dan 3 orang Deputi.
Mereka adalah Falconi Margono Sutarto sebagai Sestama Batan, Ferhat Aziz sebagai Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir, Taswanda Taryo sebagai Deputi Bidang Teknologi, dan Anhar Antariksawan sebagai Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir.