Bisnis.com, JAKARTA - Perbincangan hangat di media sosial tentang foto dugaan pengusaha Chairul Tanjung (CT) menunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memeriksa persiapan pelaksanaan KTT APEC di Bali Rabu (25/9/2013), dipastikan foto hasil rekayasa.
"Foto itu hasil rekayasa, jangan dipercaya," kata Pakar Digital Forensic Hotland Sitorus, Kamis (26/9/2013). (foto: twitter)
Di Twitter, foto itu digambarkan bahwa pemilik Kelompok Usaha CT Corporation itu sedang marah kepada SBY. Dalam foto tersebut, tampak mendampingi SBY a.l. Ibu Negara Ani Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi. Sampai kini siapa yang memotret kegiatan tersebut belum diketahui.
Menurut Hotland yang Ketua Forum Akademisi IT ini, publik tidak perlu membesar-besarkan foto hasil rekayasa tersebut karena secara kasat mata pun dapat dipastikan jika foto itu hasil rekaysa.
"Lihat saja ukuran tangan kiri CT yang digunakan menunjuk SBY tidak proporsional. Demikian juga posisi tangan kiri yang menunjuk ke arah sisi luar kiri, tidak tepat apabila disandingkan dengan posisi badan, terutama arah wajah CT".
Dia mengakui dirinya telah melakukan digital image forensic terhadap foto tersebut dan hasilnya memang rekayasa.
"Presisi elemen gambar pada border lengan kiri tidak sama kualitasnya dengan elemen gambar tubuh CT, rekayasa dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak open source gd-jpeg v1.0".
Apabila diperlukan, Hotland mengaku siap memaparkan hasil analisis digital image forensic yang sudah dilakukannya. "Ini semua demi kenyamanan dan tanggung jawab seluruh pengguna internet di Indonesia".
Hotland menganjurkan agar Bareskrim Unit Cyber Crime menindaklanjuti kasus tersebut karena tindakan merekayasa foto melanggar UU No. 11 tahun 2008 tentang ITE.
"Pelaku rekayasa foto ini dapat dijerat dengan pasal 35 UU ITE, dengan hukuman pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda Rp12 miliar".