Batan Kembangkan Rekayasa Genetik Gandum Dataran Rendah

Ana Noviani
Selasa, 30 Juli 2013 | 04:09 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan rekayasa genetik gandum dataran rendah guna mengurangi ketergantungan terhadap impor gandum yang mencapai 7 juta ton pada 2012. 

Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bidang Bioteknologi dan Agroindustri Listyani Wijayanti menuturkan Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap komoditas gandum dan tepung terigu. Pasalnya, pemenuhan komoditas itu berasal dari impor yang konsumsinya terus naik sekitar 6% per tahun. 

"Ketergantungan pada komoditas terigu harus dikurangi misalnya dengan memproduksi gandum tropis dan melakukan substitusi dengan pangan lokal seperti sorgum," ujarnya dalam diskusi Substitusi Gandum dengan Teknologi Pemuliaan dan Pengolahan Sumber Daya Hayati Lokal, Senin (29/7/2013). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2012 Indonesia mengimpor 6,3 juta ton gandum senilai US$2,3 miliar. Adapun sepanjang kuartal I/2013 volume impor gandum telah mencapai 1,3 juta ton atau senilai US$501 juta. 

Soeranto Human, Pemulia gandum dan sorgum PATIR Batan, menuturkan pihaknya tengah mengembangkan rekayasa tanaman gandum tropis yang dapat ditanam di dataran rendah. 

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), imbuhnya, telah menghasilkan banyak mutan gandum. Lima mutan gandum telah dikaji oleh Konsorsium Gandum dan satu mutan gandum (Galur CBD-17) telah dilepas sebagai varietas gandum unggul bernama Ganesha-1. 

"Rerata hasil biji gandumnya 5,4 ton/ha, tapi potensinya bisa sampai 6,4 ton/ha. Ini akan jadi gandum dataran rendah pertama di Indonesia," tuturnya. 

Mesalina, Kepala Seksi Direktorat Serelia Lain Kementerian Pertanian, mengakui saat ini pemerintah mengutamakan pemenuhan tiga komoditas tanaman pangan, yakni padi, jagung, dan kedelai. Sedangkan pengembangan diversifikasi serelia diakui masih terbatas. 

"Kita coba bangun demfarm gandum 10 ha di sejumlah provinsi. Pada 2010 itu ada di 8 provinsi, 2011 di 12 provinsi, 2012 ada di 7 provinsi," tuturnya. 

Pada 2013, luas areal pengembangan gandum diproyeksi hanya mencapai 102 ha. Ditambah dengan intervensi APBN seluas 154 ha, maka total pengembangan gandum pada tahun ini diestimasi mencapai 256 ha. Adapun sasaran produksi gandum pada 2013 ditetapkan 492 ton dengan luas tanam 256 ha dan produktivitas 20 Ku/ha. 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ana Noviani
Editor :
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper