BISNIS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan sanksi terhadap BlackBerry (BBRY) setelah pemadaman kemarin, membuat Indonesia tanpa akses layanan pesan dari pembuat smartphone Kanada itu.
Sanksi itu akan menunda laporan BlackBerry dalam gangguan, dan pemerintah akan berkonsultasi dengan badan regulasi telekomunikasi apakah insiden tersebut melanggar peraturan setempat, kata Gatot Dewa Broto, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ini pemadaman keempat BlackBerry sejak April 2012, katanya.
"Kami tidak ingin dilihat membiarkan hal ini terus terjadi lagi," kata Broto melalui telepon hari ini, Kamis (4/7/2013). "Kami sedang mempersiapkan sanksi," katanya, menolak untuk menguraikan apa ini mungkin.
Pemadaman kemarin, yang mempengaruhi aplikasi pesan instan populer BlackBerry Messenger, dapat menghambat perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasarnya di negara terpadat penduduknya keempat di dunia ini.
BlackBerry memiliki sekitar 6,3 juta pelanggan di Indonesia, naik dari 6 juta pada 2012 dan 5 juta pada 2011, kata Broto.
Namun, BlackBerry mungkin tidak akan mencapai perkiraan kementerian yakni mendapatkan sebanyak 7 juta pelanggan tahun ini, akibat adanya persaingan ketat dari smartphone Android Google Inc.
Interupsi layanan interupsi terutama dipengaruhi Web browsing, jejaring sosial, dan BlackBerry Messenger, Matt Stewart, juru bicara Waterloo, perusahaan yang berbasis di Ontario. Ia menolak untuk mengkonfirmasi angka yang disampaikan kementerian terkait dengan pelanggan Indonesia.
Pelanggan Tolak
Basis pelanggan BlackBerry di seluruh dunia merosot ke 72 juta pada kuartal terakhir, dari 76 juta dan 79 juta pada kuartal sebelumnya, dan perusahaan tidak akan lagi mengungkapkan penghitungan pengguna.
BlackBerry pekan lalu mengungkapkan penjualan lebih lemah dari perkiraan untuk produk andalannya Z10, telepon baru perusahaan ini mendapatkan kembali pangsa pasar yang direbut Apple Inc (APPL) 's iPhone 5 dan Samsung Electronics (005.930) Co' s Galaxy S4.
Indonesia telah memberlakukan sanksi terhadap BlackBerry sebelumnya. Pada September 2009 pemerintah mengakhiri pembekuan 2 bulan pada mengeluarkan izin untuk model BlackBerry baru setelah itu membuka pusat layanan di Jakarta.
Kementerian komunikasi pada Juni 2009 menghentikan lisensi untuk penjualan model baru BlackBerry karena menunda pembukaan kantor cabang lokal setelah untuk layanan purna jual.
BlackBerry naik 0,4 persen menjadi C $ 10,21 di 10:53 di Toronto. Saham telah turun 13% tahun ini.