BISNIS.COM, JAKARTA – Milyarder Indonesia Chairul Tanjung setuju membeli 80% saham televisi berbayar milik Telkom, Telkomvision.
Kondisi itu memicu persaingan yang semakin panas dalam industri televisi berbayar yang saat ini dikuasai taipan Harry Tanoesoedibjo.
Pasar televisi berbayar di Indonesia hanya 7% dari seluruh rumah tangga di Indonesia, sedangkan India sebesar 83% dan China 54% dari seluruh rumah tangga di masing-masing negara.
Sektor televisi berbayar diperkirakan tumbuh pesat karena berkembangnya kelas menengah di Indonesia
"Pertumbuhan peluang dari pasar televisi berbayar membuatnya sangat menarik bagi investor," kata salah satu dari dua sumber yang tahu kesepakatan, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/5/2013).
CT Corp, perusahaan yang dikendalikan Chairul Tanjung, sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), soal pembelian saham PT Indonusa Telemedia atau Telkomvision.
Sumber menyebut kesepakatan itu diperkirakan bernilai kurang dari US$100 juta.
Pendapatan Telkomvision pada 2012 sebesar Rp405 miliar atau US$41,33 juta, lebih kecil dari pendapatan televisi berbayar PT MNC Skyvison yang dimiliki Tanoesoedibjo sebesar Rp2,4 triliun. Lippo Group dan perusahaan ekuitas swasta CVC Capital Partners Ltd juga memiliki usaha televisi berbayar di Tanah Air.
"Kesepakatan ini akan memunculkan nilai bagi Telkom dan para pemegang sahamnya serta perusahaan akan fokus pada bisnis intinya," kata sumber yang menolak menyebut nama.
Seorang juru bicara Telkom mengatakan diskusi lagi berada di tahap awal dan diharapkan selesai selama beberapa bulan mendatang.
Rencana divestasi BUMN Telkom pernah mengalami masalah di masa lalu.
Perusahaan menarik diri dari kesepakatan merger salah satu unit telekomunikasinya, TelkomFlexi, dengan PT Bakrie Telecom senilai US$1 miliar pada 2011. Penyebabnya, muncul oposisi dari serikat pekerja dan parlemen.
"Kesepakatan mungkin akan memunculkan masalah dengan serikat pekerja," kata sumber.
Serikat pekerja pernah menentang kesepakatan perusahaan merger dengan Bakrie karena khawatir terjadi pemotongan biaya ketika mereka berada di bawah kendali sektor swasta.
Bisnis Chairul Tanjung meliputi rantai hipermarket terbesar PT Carrefour Indonesia, stasiun televisi free-to-air, dan PT Bank Mega. (ra)