BISNIS.COM,JAKARTA—Kamar Dagang Indonesia berencana memperbanyak angel investor alias bapak asuh untuk memacu pertumbuhan startup di bidang teknologi informasi (TI).
Selain berkoordinasi di tingkat internal Kadin juga akan menggandeng pihak swasta melalui berbagai ajang kompetisi startup.
Wakil Ketua Kadin Bidang TI, Telekomunikasi dan Sektor Penyiaran Didie W Soewondho mengatakan tak sedikit startup lokal yang potensial justru tidak mampu berkembang lantaran kesulitan mengakses dana.
Padahal, menurutnya, startup dapat memacu perkembangan TI di Indonesia. Didie mengatakan hal yang harus dipenuhi untuk mendukung mereka antara lain jaringan komunikasi, perangkat keras, konten dan pendanaan.
Bagi sebagian startup lokal, kata dia, perbankan belum menjadi tempat yang tepat untuk mencari dana. “Di dalam Kadin bapak asuh sudah banyak, tapi untuk menghubungkan degnan startup itu kamu perlu kerja sama dengan pihak lain,” kata dia di Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Dia mengatakan Kadin juga akan mengusulkan kepada pemerintah untuk mendukung startup melalui penyediaan dana yang bersumber dari Universal Service Obligation (USO) operator telekomunikasi.
“Menurut kami dana itu bisa dipakai untuk mengembangkan entrepreneur di masyarakat,” imbuh dia.
Didie meyakini saat ini startup bidang TI mendapat momentum yang tepat untuk berkembang. Salah satu bidang yang potensial, kata dia, adalah penciptaan konten. Dia menilai peluang di bidang itu belum banyak dimanfaatkan.
Dia memperkirakan pasar industri konten di Indonesia saat ini baru mencapai Rp500 miliar sampai Rp600 miliar. “Masih kecil sekali, makanya perlu didukung,” kata dia.
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan kebutuhan dana perusahaan startup biasanya tidak terlalu besar. Untuk bertahan dalam waktu dua atau tiga tahun hanya dibutuhkan sekitar Rp2 miliar sampai Rp3 miliar.
Dia menegaskan sejumlah anggota Kadin siap membantu penyediaan dana itu. “Kami juga akan meminta Kadin daerah untuk mengembangkan startup di wilayahnya,” ujar Suryo.
Pendiri Bubu.com Shinta Dhanuwardoyo mengatakan di Indonesia keberadaan angel investor lebih dibutuhkan ketimbang venture capital. Meski begitu venture capital juga dapat menjadi sarana startup untuk berkembang. “Venture capital juga tidak mungkin akuisisi, biasanya tidak dominan,” kata dia.
Dia mengatakan pihaknya sat ini juga tengah menggelar Indonesia Digital Byte (ID Byte) 2013 yang menjadi ajang kompetisi startup. Ajang itu digelar bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk 500 Startup dari Silicon Valley Amerika Serikat. IDByte juga akan menjadi tuan rumah program Geeks on a Plane.