Momentum AI Indonesia untuk Asia Tenggara

Media Digital
Senin, 22 Januari 2024 | 19:50 WIB
Foto: Para pembicara meluncurkan dukungan sukarela surat edaran kecerdasan artifisial pada acara Sarasehan AI Nasional di Jakarta, Jumat (19/1)
Foto: Para pembicara meluncurkan dukungan sukarela surat edaran kecerdasan artifisial pada acara Sarasehan AI Nasional di Jakarta, Jumat (19/1)
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Besarnya potensi Indonesia dalam industri kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan menjamurnya pebisnis rintisan di Tanah Air dinilai menjadi momentum yang tepat bagi raksasa Asia Tenggara ini untuk mengembangkan teknologi tersebut.

Optimisme potensi AI Indonesia itu datang dari perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Microsoft Corporation. Direktur Legal, Korporasi, dan Hubungan Pemerintahan Microsoft ASEAN Jasmine Begum menilai bahwa potensi pengembangan AI di Indonesia ini tak terlepas dari banyaknya perusahaan rintisan (startup) berbasis AI, jumlah penduduk yang banyak, dan angkatan kerja yang banyak. 

“Ini bukan hanya momentum untuk AI, tetapi momentum AI dari Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Jumat (19/1).

Dia pun mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang dengan sigap langsung membentuk surat edaran terkait AI guna mengatur peta jalan perkembangan AI di Indonesia. Apalagi, imbuhnya, Indonesia merupakan salah satu negara pertama di kawasan ASEAN yang membuat panduan terkait AI. 

Bahkan, Jasmine meng­ungkapkan bahwa dari 72 startup berbasis AI di Indonesia, 11 di antaranya termasuk dalam startup AI terbesar di Asia. Oleh sebab itu, ia sangat menantikan bagaimana startup itu dapat berkembang di Indonesia, termasuk ke wilayah terpencil di Tanah Air, serta ke luar Indonesia.

“Saat saya melihat jumlah startup AI di seluruh wilayah. Kami juga melihat peluang untuk tidak hanya mengembangkan ekosistem, tetapi juga bagi masyarakat terpencil, masyarakat yang berada di wilayah yang jauh dapat memperoleh manfaat dari penggunaan AI,” jelasnya.

Jasmine berkeyakinan bahwa kehadiran AI akan membuka banyak peluang baru.

Dia mengaku hal ini sudah dilihatnya di India. Menurutnya, banyak petani dari pelosok yang menggunakan AI untuk berkomunikasi dan mengakses beberapa fasilitas serta layanan baru. 

Oleh karena itu, Jasmine mengajak para talenta digital Indonesia untuk memanfaatkan AI untuk menciptakan peluang yang lebih besar, kemajuan sosial, serta ekonomi yang lebih cepat. 

“Saya ingin melihat Indonesia terus mempelopori upaya-upaya ini,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan bahwa saat ini semua negara memiliki titik mulai yang sama dengan akses yang sama dalam hal pengembangan AI. Oleh sebab itu, imbuhnya, dengan kolaborasi segenap ekosistem digital di Indonesia, maka Negara ini dapat menciptakan berbagai nilai ekonomi baru yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital secara inklusif, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

“Untuk mewujudkan peluang tersebut, regulasi memainkan peranan penting. Itulah sebabnya, kami menyambut baik SE Kominfo No. 9 Tahun 2023 tentang Etika AI, dan merasa terhormat dapat menyampaikan komitmen sukarela kami terhadap pengimplementasian prinsip-prinsip etika AI sebagaimana yang tertuang di dalam SE,” jelasnya.

Dharma mengungkapkan bahwa melalui komitmen sukarela tersebut, pemerintah dan pelaku industri dapat berkolaborasi lebih kuat untuk memastikan sistem AI dapat selalu berada dalam kontrol manusia. Pengembangan serta pengimplementasiannya pun mampu membawa manfaat bagi masyarakat serta lingkungan.

Dia menilai era AI merupakan zaman untuk kolaborasi dan membangun bersama. Apabila sebuah negara bisa memaksimalkan penggunaan AI, negara ataupun perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya juga akan makin maju. Dengan demikian, Indonesia dapat berkontribusi dalam pertukaran informasi yang akan lebih menguntungkan negara ini.

“Yang kita ingin adalah Indonesia maju, dan bisa bekerja sama dengan negara lain. Dari Indonesia, untuk Asia Tenggara,” jelasnya.

Dia menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu takut pada AI. Pasalnya, Dharma menilai bahwa AI hanya sebagai alat yang membantu manusia dan tidak akan menggantikan manusia. “Kehadiran AI seharusnya membuat masyarakat menjadi lebih produktif, kreatif, dan inovatif.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper