Bisnis.com, JAKARTA - 'Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman'. Penggalan lirik lagu Kolam Susu dari Koes Plus tersebut menjadi gambaran betapa suburnya tanah Indonesia yang bisa menunjang bisnis pertanian.
Sayangnya, anugerah dari Tuhan tersebut belum semuanya bisa termanfaatkan secara optimal oleh perusahaan rintisan atau startup yang bergerak di bidang teknologi pertanian atau agritech.
Sebenarnya, startup agritech memiliki peran yang cukup signifikan untuk menyokong sektor pertanian di Tanah Air. Namun, dalam setahun terakhir justru kabar kurang mengenakkan yang sering terdengar.
Setidaknya hingga tulisan diunggah, terdapat tiga nama startup agritech yang kesulitan menjalankan bisnisnya dan menjadikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai solusi akhir.
Pertama, TaniHub yang melakukan penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali sejalan dengan perubahan layanan dari business to consumers (B2C) menjadi fokus ke business to business (B2B). Hal tersebut membuat perusahaan terpaksa melakukan PHK kepada sejumlah pekerja pada Maret 2022.
Mereka ingin memfokuskan bisnis dengan menjadi pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe (horeka). Selain itu, akan menyasar pasar modern, yaitu supermarket, hipermarket, dan pasar swalayan.