Jaringan 5G Mengganggu Pesawat, Benarkah?

Annasa Rizki Kamalina
Kamis, 20 Januari 2022 | 13:08 WIB
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Layanan 5G di Amerika menunda perluasannya di beberapa bandara karena harus mengkaji ulang keamanannya. 

Di Indonesia, layanan 5G sudah tersedia di berbagai tempat di sekitar Jakarta. Bermacam-macam ponsel pintar pun sudah menyediakan layanan tersebut. 

Melansir dari BBC, Kamis (20/1/2022) hal yang menjadi kekhawatiran adalah banyak pihak maskapai yang mengatakan bahwa teknologi terbaru itu dapat membuat ribuan penerbangan tertunda. Bagaimana sebenarnya? 

Apa itu 5G dan bagaimana hal itu dapat mengganggu penerbangan Amerika?

5G adalah generasi berikutnya dari koneksi internet seluler. Melalui layanan ini memungkinkan orang mengunduh dan mengunggah data lebih cepat. Selain itu, juga memungkinkan lebih banyak perangkat mengakses internet seluler pada saat yang bersamaan.

Dalam mewujudkan kecepatan akses tersebut dibutuhkan sinyal radio yang lebih besar. Di Amerika, frekuensi radio yang digunakan untuk 5G berada di bagian spektrum yang dikenal sebagai C-Band (3,7 – 3,98 GHz).

Frekuensi ini mendekati frekuensi yang digunakan oleh radio altimeter di pesawat terbang, yaitu 4,2-4,4 GHz. Altimeter berguna untuk mengukur ketinggian pesawat di atas tanah, dan juga menyediakan data untuk sistem keselamatan dan navigasi.

Kekhawatirannya adalah bahwa gangguan dari transmisi 5G dapat menghentikan instrumen sehingga tidak berfungsi dengan baik, dan menyebabkan masalah keselamatan, terutama ketika pesawat akan mendarat.

Seberapa seriuskah risiko terhadap pesawat?

Dekatnya rentang guard band dari C-Band ke frekuensi altimeter dapat menyebabkan masalah. Interfensi 5G akan menimbulkan gangguan dengan sejumlah sistem berbeda di dalam Boeing 787 Dreamliner. 

Hal tersebut dapat menyulitkan pesawat untuk memperlambat kecepatan saat mendarat, menyebabkannya membelok dari landasan.

jaringan 5g ganggu pesawat
jaringan 5g ganggu pesawat

Bagaimana penerbangan akan tetap aman?

Pesawat tidak akan diizinkan menggunakan radio altimeter dalam keadaan di mana mungkin ada risiko gangguan serius.

Tanpa alitmeter, nantinya akan membatasi kemampuan beberapa pesawat untuk mendarat, misalnya, dalam jarak pandang yang buruk.

Airlines for America, yang mewakili sepuluh maskapai besar, telah memperingatkan bahwa 5G dapat menyebabkan lebih dari 1.000 penerbangan ditunda atau dibatalkan dalam cuaca buruk.

Bagaimana jaringan 5G di Indonesia?

Layanan 5G di Indonesia menggunakan frekuensi lebih rendah dari Amerika, yaitu 3,5GHz atau berada di rentang 3,4-3,6 GHz. 

Melansir dari Bisnis.com, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyatakan pemerintah tidak berencana menggelar 5G di pita frekuensi 3,7GHz - 4,2 GHz. 

Pita frekuensi 3,7 sampai 4,2 GHz tetap akan digunakan untuk keperluan komunikasi satelit. 

"5G rencananya akan memanfaatkan pita frekuensi yang lebih rendah, yaitu pita frekuensi 3,5 GHz yang berada pada rentang 3,4 sampai 3,6 GHz,” kata Johnny dalam siaran pers, Rabu (19/1/2022).

Pemerintah Indonesia pun sedang mengkaji mengenai potensi interfensi 5G dengan frekuensi altimeter. Kajian ini melibatkan para akademisi serta bekerja bersama Kementerian Perhubungan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper