Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penyedia layanan manajemen medis personal, Medix menyebutkan dalam waktu akan segera meluncurkan aplikasi kesehatan virtual mereka.
CEO & Presiden Medix Sigal Atzmon mengatakan aplikasi ini akan tersedia pada Oktober 2021 mendatang yang juga akan tersedia dalam Bahasa Indonesia.
“Tidak hanya itu, kami juga akan melakukan investasi dan membawa startup dan perusahaan digital kami ke Indonesia,” ujarnya lewat rilisnya, Kamis (26/8/2021)
Lebih lanjut, dia melihat peningkatan permintaan dan aktivitas di bidang kesehatan jarak jauh dan digital di Indonesia sehingga perusahaan bertujuan untuk mendukung dan memainkan peran dalam perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia, memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, dan perawatan berkualitas bagi semua.
Sigal optimis solusi kesehatan digital mampu membuat perusahaan mencapai pertumbuhan bisnis hingga tiga digit secara tahunan (year-on-year).
Penyebabnya, potensi pasar Indonesia untuk layanan kesehatan digital sangat signifikan. Bukan saja karena populasi jumlah penduduk yang besar, tetapi karena adanya peningkatan kesadaran tentang betapa penting kesehatan selama dan setelah pandemi Covid-19.
Namun, Sigal menyampaikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam dunia perawatan kesehatan. Misalnya masih kurangnya sumber daya.
Salah satu indikatornya, misalnya World Bank Data mencatatkan hanya ada 0,4 dokter per 1000 orang di Indonesia. Adapun, bila dibandingkan China memiliki 2,0 dokter per 1000 orang, Malaysia di 1,5, dan 2,3 untuk Singapura.
Selain itu, Indonesia hanya tersedia 1,2 tempat tidur rumah sakit untuk setiap 1.000 orang. Sementara, di Cina memiliki 4,3 tempat tidur per 1000 orang, 1,9 di Malaysia, dan 2,5 di Singapura.
Bahkan, Indonesia juga menghadapi tantangan geografis sehingga penduduknya tersebar di ribuan pulau, transparansi, keahlian dan standar internasional, serta fragmentasi perawatan.
Sigal menyebutkan, demi mengejar target pertumbuhan tiga digit secara tahunan (year-on-year), Medix menerapkan beberapa strategi, diantaranya mengembangkan kolaborasi strategis dengan lebih banyak perusahaan, bank, maupun perusahaan asuransi.
“Medix juga memanfaatkan kesadaran terhadap layanan kesehatan digital yang tumbuh pesat di Indonesian saat pandemi COVID-19,” katanya.
Dari sudut pandang global Sigal juga menyebutkan terdapat empat tren kesehatan global yang tengah berlangsung. Pertama, hanya 42 persen orang merasa mereka sehat atau sangat sehat.
Survei Medix medical monitor pun juga menemukan 50 persen dunia tidak memiliki akses pada layanan kesehatan esensial, 100 juta orang masuk ke dalam kemiskinan ekstrim karena biaya kesehatan.
Ketiga, 68 persen pengusaha global kemungkinan akan berinvestasi dalam kesehatan digital dalam 5 tahun ke depan dan terakhir, 88 persen orang Indonesia tertarik dengan layanan manajemen medis personal Medix.
“Oleh karena itu Medix menyediakan layanan kesehatan yang menyeluruh. Layanan Medix meliputi Layanan Manajemen Kasus Pribadi Global, Layanan Manajemen Pencegahan Penyakit, layanan dukungan terkait COVID-19, Solusi Kesehatan Digital, Strategi Kesehatan, dan Layanan Tata Kelola Medis kepada perusahaan asuransi, perusahaan besar, dan lembaga pemerintah,” tuturnya.
Dia melanjutkan, layanan jarak jauh digital perusahaan didukung oleh jaringan terakreditasi berkualitas lebih dari 4.000 dokter spesialis, dokter, dan perawat. Medix Group yang memiliki kantor di London, Hong Kong, Shanghai, Singapura, Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Tel Aviv, dan Melbourne dengan jumlah klien lebih dari enam juta anggota di lebih dari 90 negara.
Medix menawarkan kliennya layanan bernilai tambah di dunia layanan kesehatan. Tim medis Medix terdiri dari 300 dokter internal serta tenaga perawat, ahli riset, tim administrasi medis, dan jaringan global lebih dari 4.000 tenaga medis dan 2.000 rumah sakit terkemuka yang terakreditasi.
Sejak 2006, Medix telah menyediakan layanan manajemen medis virtual berbasis data dan kualitas berteknologi mutakhir yang dijalankan oleh alat digital dan jaringan spesialis medis terkemuka.
“Pandemi merevolusi sistem perawatan kesehatan dan mendorong kita untuk memanfaatkan layananlayanan kesehatan digital yang ada di sekitar kita.Misalnya, konsultasi kesehatan virtual. Survei menunjukkan bahwa banyak orang lebih menyukainya, terutama karena hasil yang cepat,” kata Sigal.
Menurutnya, digitalisasi akan menjadi penyeimbang dalam perawatan kesehatan. Digitalisasi akan mengurangi jam kerja dokter, mengurangi jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit, dan memberikan informasi kesehatan penting dan alat diagnostik untuk penduduk kaya maupun miskin, penduduk kota maupun desa terpencil, dengan cara yang aman, lebih terjangkau, dan berkelanjutan.