Pemain Foodtech Optimistis Mampu Ubah Tantangan PPKM Darurat Jadi Peluang

Akbar Evandio
Senin, 5 Juli 2021 | 02:38 WIB
Pengunjung berjalan di area pusat perbelanjaan Boxies123 Mall, Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/6/2021)./ANTARA FOTO-Arif Firmansyah
Pengunjung berjalan di area pusat perbelanjaan Boxies123 Mall, Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/6/2021)./ANTARA FOTO-Arif Firmansyah
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) di bidang kuliner optimistis dapat mengubah tantangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menjadi peluang untuk menumbuhkan bisnis.
 
CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Group Edward Tirtanata mengamini bahwa kebijakan PPKM Darurat akan mempengaruhi penurunan pelanggan walk-in secara signifikan. Namun, dia mengklaim berkat model bisnis Kopi Kenangan yang sejak awal menerapkan konsep Grab and Go dan new retail, pihaknya berhasil melalui tantangan pada masa Covid-19 dengan cukup baik.
 
Untuk diketahui, konsep Grab and Go tidak menyediakan banyak meja dan kursi untuk makan atau minum di tempat. Alih-alih, konsumen memesan produk untuk take-away (dibawa pulang) dan melalui platform pesan antar, kemudian mengonsumsinya di rumah.
 
“Sampai saat ini, kami tetap melakukan ekspansi, sebentar lagi akan merayakan pembukaan gerai ke-500 kami. Pada Mei 2021, kami juga telah berhasil mengembalikan performa bisnis seperti sebelum masa Covid-19,” ungkap Edward, Minggu (4/7/2021).
 
Sementara itu, Owner Pison Coffee Arlini Wibowo menuturkan selama penerapan PPKM Darurat, perusahaan fokus untuk terus meningkatkan kualitas produk secara konsisten.

Menurutnya, kebutuhan konsumen terus bervariasi. Konsumen disebut lebih mengharapkan konsistensi terhadap layanan dan atraksi dari bisnis teknologi kuliner (foodtech).
 
“Untuk penjualan, kami ada kenaikan 25 persen selama pandemi Covid-19, khususnya lewat aplikasi pesan antar makanan,” sebut Arlini.
 
Selain itu, dia mengatakan perusahaan juga terus menerapkan protokol Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan), atau yang lebih dikenal sebagai CHSE.
 
“CHSE kami tengah berproses. Tapi, sebelum masuk ruang dine-in, kami selalu rutin menerapkannya dan an kami turut melakukan vaksinasi untuk pegawai kami yang dimulai sejak 2 bulan lalu,” lanjut Arlini.
 
CoFounder Menantea Bisma Adi Putra menjelaskan perusahaan melihat ada peluang di balik tantangan pandemi Covid-19. Peluang ini terlihat ketika Menantea memantau antusiasme konsumen sebelum pembukaan gerai perdana mereka.
 
Sebelum toko Menantea dibuka, mereka menguji antusiasme masyarakat dengan terlebih dulu membuka akun Instagram. Pada hari pertama, jumlah pengikut diklaim langsung mencapai 56.000 akun dan bertambah menjadi 147.000 akun pada hari kedua.
 
“Kami melihat ada antusiasme masyarakat. Prestasi Menantea sejauh ini, kami sudah ada lebih dari 95 toko dan pada hari ke-83, ada lebih 250–300 karyawan serta menjual 250.000 cup. Ini kami raih dalam waktu kurang dari 90 hari dari pembukaan toko perdana kami,” ujar Bisma. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Annisa Margrit
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper