Bisnis.com, JAKARTA - Green energy atau energi hijau adalah masa depan energi Indonesia. Salah satu energi hijau adalah sinar matahari yang setiap hari konsisten menyinari bumi Indonesia dan menjadi sumber kekayaan energi yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Penggunaan energi hijau bisa dilakukan dari sekarang dan dimulai dari diri kita sendiri. Pemanfaatan sinar matahari sebagai energi ramah lingkungan di tempat tinggal kita dapat dilakukan melalui pemasangan panel surya photovoltaic atau lebih dikenal dengan solar panel yang dipasang di atap rumah.
Jurike Tapiomas selaku Chief of Sales & Marketing SUNterra mengatakan dengan solar panel, kita tidak hanya mendapatkan keuntungan hemat listrik tapi kita juga turut membantu menjaga kelestarian lingkungan bersama.
Sebagai gambaran, katanya, energi yang dihasilkan dari 1 KWP solar panel sama dengan menanam 14 pohon dan mengurangi 9 ton karbon dioksida (CO2) per tahun.
"Bayangkan apabila semakin banyak panel surya yang terpasang di atap rumah sekitar kita, bisa dipastikan lingkungan akan lebih sehat dan asri. Penggunaan panel surya ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan sehingga ketergantungan terhadap fossil fuel dapat dikurangi," ujar Jurike yang baru saja menggelar Green Ambassador, program referensi untuk pelanggan ataupun setiap orang yang berminat mereferensikan produk solar panel SUNterra kepada teman, keluarga atau kerabatnya.
Sementara itu menurut Ferdian Harry, salah satu anggota aktif Green Ambassador yang sudah hampir setahun memasang panel surya dengan kapasitas 2,04 KWP mengatakan bahwa dampak yang dirasakan secara langsung adalah dapat memonitor produksi listrik rumah melalui apps sehingga dapat melihat progress penurunan tagihan listrik saya tiap bulannya.
“Solar panel ini sangat membantu penghematan tagihan listrik saya. Dan yang sangat saya banggakan adalah dengan memasang solar panel, saya berkontribusi terhadap lingkungan yang setara dengan menanam 28 pohon dan mengurangi emisi karbon sebesar 18 ton setiap tahunnya”, tegas Ferdian Harry.