Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir ternyata mampu mempercepat proses digitalisasi keuangan. Salah satu indikatornya, kinerja platform dompet digital jadi makin terlihat 'tebal' sepanjang 2020.
Hari ini, tepat setahun virus yang memiliki nama lain SARS-CoV-2 ini menyebar di Indonesia. Kedatangannya di Tanah Air muncul saat Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua orang WNI telah positif Covid-19 pada 2 Maret 2020.
Berbagai protokol kesehatan mulai dijalankan, salah satunya adalah dengan meminimalisir penggunaan uang tunai. Alhasil, hal ini menjadi momentum pelecut kinerja penyedia dompet digital.
Research Manager Neurosensum Indonesia Tika Widyaningtyas mengatakan pembatasan mobilitas penduduk dan kesadaran untuk mengurangi transaksi tunai dalam proses jual-beli mempercepat pertumbuhan transaksi daring termasuk penggunaan dompet digital.
“Berdasarkan hasil temuan Neurosensum, maka tiga medium pembayaran yang digunakan untuk belanja online adalah dompet digital sebesar 88 persen, kemudian disusul dengan pembayaran melalui bank baik kartu kredit atau debit sebesar 72 persen, dan metode bayar di tempat [cash on delivery/COD] sebesar 47 persen,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (2/3/2021).
Dia menambahkan fenomena tersebut menandakan bahwa dengan edukasi keuangan digital yang terpadu, maka dompet digital dapat menjadi salah satu medium pembayaran pokok di kehidupan masyarakat pada kemudian hari.