Butuh Dana Segar, Grab Tarik Utang Baru Rp28 Triliun

Puput Ady Sukarno
Selasa, 2 Februari 2021 | 21:59 WIB
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Digital unicorn Grab yang berbasis di Singapura telah mengumpulkan dana pinjaman pembiayaan senilai US$2 miliar atau setara Rp28,05 triliun (kurs Rp14.026 per US$1). Realisasi itu menjadi pembiayaan pinjaman terbesar perusahaan layanan digital tersebut.

Seperti dilansir dari laman Nikkei Asia, pinjaman itu akan digunakan untuk meningkatkan likuiditas kas karena prospek persaingan digital yang memanas pasca pandemi.  Menurut perusahaan, pendanaan tersebut disusun sebagai pinjaman berjangka lima tahun dengan tingkat bunga 450 basis poin di atas LIBOR, suku bunga acuan di mana bank-bank global saling meminjamkan.

Hasil penjualan kemungkinan akan digunakan untuk layanan perusahaan yang ada seperti pengiriman makanan dan pemesanan kendaraan. Grab mengatakan akan terus memperkuat ekosistem super app untuk mendukung kebutuhan penting konsumen harian di Asia Tenggara.

Sejak didirikan pada 2012, Grab telah mengumpulkan miliaran dolar terutama melalui penyertaan pada ekuitas. Para investor utama dalam putaran penggalangan dana sebelumnya adalah SoftBank Group, Toyota Motor dan Microsoft.

"Pembiayaan pinjaman terbaru akan membantu memperluas sumber pembiayaan Grab dan membangun struktur permodalan jangka panjang yang terdiversifikasi," kata perusahaan itu.

Pendanaan terbaru datang ketika persaingan di antara startup digital Asia Tenggara memanas di tengah percepatan digitalisasi akibat pandemi. Sebut saja, grup game online dan e-commerce yang berbasis di Singapura, Sea, sudah mengumpulkan hampir US$3 miliar dalam penawaran saham baru pada Desember 2020.

Dana itu digunakan untuk ekspansi, terutama di keuangan digital. Di area ini, Grab dan Sea akan berhadapan karena keduanya baru-baru ini memenangkan lisensi perbankan digital di Singapura.

Pesaing utama Grab, yakni Gojek, baru-baru ini juga mengumpulkan US$150 juta dari raksasa operator telekomunikasi, Telkomsel. Gojek telah membicarakan potensi merger dengan Tokopedia, yang jika berhasil akan membentuk grup teknologi digital besar di Asia Tenggara.

Grab, menurut CB Insights, yang terakhir bernilai $14,3 miliar, dengan cepat keluar dari pandemi. Bisnis tumpangannya terpukul keras oleh pembatasan perjalanan yang disebabkan pandemi tahun lalu, tetapi layanan pengirimannya tumbuh pesat.

Bulan lalu, Grab mengatakan pendapatan grup telah kembali ke lebih dari 100% dari tingkat pra-COVID. Dan unit keuangan Grab awal tahun ini mengumpulkan $300 juta.

Sehubungan dengan pinjaman tersebut, Moody's Investors Services dan S&P Global Ratings masing-masing memberikan peringkat "B3" dan "B-" kepada Grab. Keduanya memberi perusahaan pandangan yang "stabil". Pembiayaan pinjaman akan membuat cadangan tunai Grab menjadi lebih dari $5 miliar.

Moody's mengatakan dalam sebuah pernyataan pemeringkatan bulan lalu bahwa saldo kas Grab setelah pembiayaan pinjaman akan cukup untuk menutupi arus kas operasi negatif, belanja modal pada bisnis transportasi dan pengiriman makanan dan biaya layanan hutang terjadwal selama setidaknya tiga tahun ke depan.

CEO Grab Anthony Tan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaannya akan berinvestasi dalam membangun bisnis layanan multi-lokal yang tahan lama, sehingga jutaan orang Asia Tenggara dapat menghidupi keluarga mereka dan meningkatkan kehidupan mereka dengan layanan sehari-hari kami.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper