Startup Ini Dukung Digitalisasi Layanan Peti Kemas di Tanjung Priok

Dewi Andriani
Selasa, 12 Januari 2021 | 20:59 WIB
Ritase siap memberikan dukungan penuh kepada semua pelaku bisnis di Tanjung Priok terutama pengguna NPCT1 terminal./ilustrasi
Ritase siap memberikan dukungan penuh kepada semua pelaku bisnis di Tanjung Priok terutama pengguna NPCT1 terminal./ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi layanan peti kemas di Tanjung Priok, perusahaan startup yang berfokus pada B2B digital logistic ecosystem, Ritase mengembangkan Trucking Haulage System yang terintegrasi dengan NPCT 1.

NPCT1 sendiri merupakan salah satu perusahaan terminal peti kemas terbesar di Tanjung Priok yang dapat menangani lebih dari 1,5 juta container per tahun.

Dengan total lebih dari 300 transporter dan 15.000 driver yang terkoneksi, aplikasi Ritase dapat melayani permintaan truk untuk keluar dan masuk pelabuhan secara Online. Aktivitas digital ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara lebih aman di tengah masa pandemi Covid-19 sebab semua proces telah terintegrasi secara online dan real time.  

“Kami siap memberikan full support kepada semua pelaku bisnis di Tanjung Priok terutama pengguna NPCT1 terminal,” ujar CEO & Founder Ritase, Iman Kusnadi dalam keterangan yang diterima Bisnis, Selasa (12/1/2021).

Ritase sendiri menggunakan platform berbasis cloud yang memungkinkan pengirim dan pengemudi truk memproses pengiriman melalui perangkat lunak perencanaan logistik dengan otomatisasi, efisiensi, dan hemat biaya.

Sistemnya juga sudah terintegrasi dengan ECON, terminal online billing system milik NPCT1, sehingga semua process dapat diakses dalam satu platform.

“Ini breakthrough dan dapat mempersingkat proses bagi shipper atau consignee NPCT1 yang traffic-nya bisa mencapai lebih dari 15.000 peti kemas setiap minggunya,” tambah Iman.

Proses booking juga bisa dilakukan melalui retail.ritase.com setelah mendaftarkan NPWP pribadi atau perusahaan yang merupakan syarat administratif yang diwajibkan oleh NPCT1. Ritase memberikan kemudahan sehingga shippers tidak perlu repot melakukan process export dan import karena semua sudah terintegrasi  dengan aplikasi Ritase.

“Sistem ini akan memungkinkan pelanggan NPCT1 untuk mengakses berbagai layanan mulai dari manajemen pemesanan truk, track & trace container secara real time, hingga pengurusan E-document (NPCT1 Gatepass),” terangnya.

Pelanggan NPCT1 juga memiliki akses digital pengurusan bea cukai, pembayaran dan transaksi dengan terminal untuk mengambil pengiriman atau mengirim kontainer ke NPCT1 secara online, tanpa perlu melakukan perjalanan ke kantor yang berbeda untuk memproses atau mengakses banyak platform.

Direktur NPCT1 Hudadi mengatakan sumber daya kolaboratif ini juga memiliki peluang unik untuk mengeksplorasi dan menerapkan proses dan peningkatan teknologi lebih lanjut. Tujuannya untuk mendukung keberlanjutan global dan regional serta konektivitas digital dan fisik, untuk menawarkan layanan pelanggan dan keandalan terbaik untuk saat sekarang dan yang akan datang.

Selain mendigitalisasi trucking haulage hingga pelabuhan di Tanjung Priok, Ritase menawarkan B2B digital logistic ecosystem seperti Marketplace, Software as a Service (SaaS), Supply Chain Financing, Retail, Business Innovation Solution  hingga e-wallet untuk driver. Ritase juga telah melayani klien multinasional dan nasional dari berbagai industri.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper