Bisnis Ojol Tak Lagi Menguntungkan, Ini Alasan Gojek Investasi ke Bank

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 21 Desember 2020 | 09:22 WIB
Warga mengorder ojek online di Jakarta./Bisnis-Abdurahman
Warga mengorder ojek online di Jakarta./Bisnis-Abdurahman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi yang dilakukan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) ke PT Bank Jago Tbk. dinilai sebagai upaya untuk mengantisipasi penurunan pendapatan.

Pandemi Covid-19 diperkirakan masih akan menghantam bisnis transportasi online pada tahun depan sehingga berisiko membuat pendapatan Gojek makin tergerus.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan investasi yang dilakukan Gojek merupakan bagian dari strategi perusahaan digital untuk menciptakan ekosistem yang lebih menguntungkan.

Dia memperkirakan Gojek telah melihat bahwa ke depan mobilitas masyarakat masih akan terbatas, sehingga layanan yang sifatnya sentuhan secara fisik akan terdampak.

“Seperti transportasi online akan menurun, mereka harus mulai masuk ke ranah bisnis profitnya lebih jelas,” kata Bhima kepada Bisnis, Minggu (20/12).

Dia menambahkan dengan investasi yang digelontorkan Gojek senilai Rp2,25 triliun ke perbankan, maka peluang Gojek untuk mendapat pengembalian nilai investasi akan lebih tinggi dan lebih cepat.   

Bhima menduga selama ini Gojek telah kehilangan potensi pendapatan yang tidak sedikit untuk transaksi Gopay. Misalnya, dalam hal top up Gopay, biasanya dikenakan biaya Rp1.000 untuk biaya administrasi, maka per 1 juta trasaksi, Gopay kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp1 miliar. Hal ini yang coba dimaksimalkan Gojek dengan investasi ke Gojek.

Investasi yang dilakukan Gojek, kata Bhima, berada pada waktu yang tepat. Saat ini, sejumlah perbankan sedang mengalami kesulitan likuiditas akibat kredit macet. Perbankan membutuhkan dana segar. Dari sisi valuasi, Bank Jago lebih murah dibandingkan dengan bank di Buku III dan Buku IV.

Bank Jago memiliki orang-orang perbankan yang berpengalaman dalam menggembangkan bank digital sehingga masuknya Gojek sudah tepat untuk melengkapi.

“Karena nanti ketika 2021 kredit sudah mulai membaik, Loan to Deposit Ratio [LDR] bank sudah mulai meningkat lagi, bisa jadi valuasi banknya menjadi mahal,” kata Bhima

Ke depan, menurut Bhima, kolaborasi Gojek dengan Bank Jago akan mengarah pada peminjaman berbasis digital. Selama ini para pemain peminjaman online kesulitan dalam hal penagihan. Dengan pusat data yang dimiliki Gojek, Bank Jago mendapat profiling kreditur yang lebih akurat.

“Saya berpikir kalau dia masuk ke peminjaman maka Gojek akan menggunakan big data Gojek diintegrasikan dengan Slik OJK sehingga kredit skornya lebih valid,” kata Bhima. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper