Bisnis.com, JAKARTA – SoftBank Group Corp. mengungkapkan bisnis dana modal venturanya, yakni Vision Fund, mencatat kerugian sebesar 1,9 triliun yen (US$17,7 miliar) pada tahun fiskal lalu.
Kerugian ini dialami setelah melakukan write down (penghapusbukuan) nilai sejumlah investasi, termasuk WeWork dan Uber Technologies Inc.
Menurut pernyataan yang dirilis Senin (18/5/2020), perusahaan yang berfokus pada bidang teknologi itu pun membukukan kerugian operasi keseluruhan sebesar 1,36 triliun yen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020 dan kerugian bersih 961,6 miliar yen.
Nasib Vision Fund telah berubah dari kontributor utama atas laba SoftBank setahun yang lalu menjadi penekan terbesar atas laba grup yang dimiliki konglomerat Masayoshi Son tersebut.
Son kini tengah bergulat dengan dampak dari virus corona terhadap portofolio startup, seperti Uber dan WeWork, yang sangat membebani model bisnis sharing economy oleh Vision Fund.
“Penurunan harga saham Uber bertanggung jawab atas kerugian Vision Fund senilai US$5,2 miliar pada periode tersebut, sementara WeWork berkontribusi senilai US$4,6 miliar,” papar SoftBank, seperti dilansir melalui Bloomberg. Adapun sisa kerugian sebesar US$7,5 miliar berasal dari portofolio lainnya.
Nilai sebesar US$75 miliar yang dikeluarkan oleh Vision Fund untuk berinvestasi di 88 perusahaan kini tercatat US$69,6 miliar per 31 Maret 2020.
SoftBank juga mencatat kerugian dari investasi-investasinya sendiri, termasuk WeWork dan operator satelit OneWeb, yang mengajukan kebangkrutan pada bulan Maret.
Tahun lalu, setelah upaya WeWork untuk go public runtuh, SoftBank turun tangan untuk mengatur bailout dan menempatkan COO-nya sendiri, Marcelo Claure, yang bertanggung jawab memutarbalikkan bisnis.
Namun, pandemi virus corona (Covid-19) telah memukul operasinya karena banyak pekerja menghindar berkumpul di tempat semacam co-working space.
Valuasi WeWork kini tercatat sebesar US$2,9 miliar atau turun 90 persen lebih dari puncaknya. SoftBank sendiri diketahui telah menginvestasikan lebih dari US$10 miliar di perusahaan itu.
Sebelum rilis laporan tersebut, SoftBank mengatakan berencana untuk mengucurkan 500 miliar yen lebih lanjut untuk buyback saham hingga Maret 2021.
Pengumuman itu merupakan bagian dari rencana perusahaan menjual aset-aset guna menghimpun dana sebanyak 4,5 triliun yen selama setahun mendatang untuk membeli saham dan memangkas utang.