Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Penelitian respirasi kelelawar tersebut untuk memastikan apakah di dalamnya terdapat virus corona 2019-n CoV dan kemungkinan untuk dibuatkan vaksin pada tahapan proses penelitian berikutnya./ANTARA FOTO-Moch Asim
Konten Premium

Gagap Riset Saat Corona

Bukan rahasia jika pengembangan riset dan inovasi di Indonesia ketinggalan dibandingkan negara-negara lain, termasuk di Asean. Wabah virus corona mesti menjadi titik tolak perbaikan bidang tersebut.
Amanda Kusumawardhani
Rabu, 15 April 2020 | 17:40 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengembangan riset (Research & Development/R&D) di Indonesia mendadak mendapatkan sorotan di tengah upaya pemerintah untuk mengatasi wabah COVID-19 di Indonesia.

Wabah virus corona yang menjangkiti sekitar 185 negara di dunia telah membuat terhambatnya pasokan alat-alat kesehatan, misalnya Alat Pelindung Diri (APD), ventilator, dan masker. Tak hanya itu, belum tersedianya obat dan vaksin COVID-19 juga membuat semua negara di dunia berlomba-lomba memproduksinya.

Bagikan

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Berita Lainnya