Bisnis.com, JAKARTA—Tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah perusahaan rintisan menimbulkan tanda tanya besar atas prospek kinerja startup ke depan.
Perusahaan rintisan belakangan ini menjadi alternatif bagi para pekerja untuk berkarir. Pencitraan pemilik yang positif, tawaran gaji yang menggiurkan, hingga atmosfer kerja ala milenial seringkali menjadi rayuan yang mujarab bagi para pencari kerja.
Lalu, ketika masa bulan madu atau kerap disebut bakar uang itu mulai redup, bagaimana nasib para pekerja startup saat ini? Seperti diberitakan sebelumnya, kabar menggemparkan sempat datang dari PT Bukalapak yang merumahkan sekitar 100 orang pada September tahun lalu.
Sesuai keterangan resminya, Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono mengatakan PHK dilakukan karena perusahaan perlu menata diri menjadi perusahaan yang sudah dewasa (grown up company).
Pada awal tahun ini, dua perusahaan rintisan di bidang akomodasi di Indonesia juga merumahkan karyawannya. Reddoorz dilaporkan telah mem-PHK karyawannya sebanyak 1.000 orang, sedangkan OYO telah mem-PHK 200 karyawannya di Tanah Air belum lama ini.
Associate Director Michael Page Imeiniar Chandra mengungkapkan minat para pencari kerja untuk bekerja di startup masih cukup tinggi, meski tawaran gajinya tidak sebesar sebelum-sebelumnya.