Permintaan Aset Digital Berbasis Teknologi Blockchain Diprediksi Meningkat

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 7 November 2019 | 12:51 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di akhir tahun 2019, pengembangan proyek kripto berbasis Blockchain di Cina terus menemui titik terang.  Sentimen-sentimen positif sebelumnya memang telah muncul dari berbagai instansi Cina seperti Hangzhou Internet Court yang menetapkan Bitcoin sebagai sebuah komoditas.

Dalam pidatonya, Presiden Xi Jin Ping mengatakan Cina akan meningkatkan investasi dalam teknologi blockchain setelah mengadakan sesi studi pekan lalu tentang pengembangan industri. “Kita harus menggunakan blockchain sebagai terobosan penting bagi inovasi-inovasi teknologi inti berikutnya, memperjelas arah utama, meningkatkan investasi, fokus pada sejumlah teknologi utama, dan mempercepat pengembangan blockchain dan inovasi industri”, tambah Presiden Xi JinPing.

Adapun Bank Sentral Cina dikabarkan sedang bersiap untuk meluncurkan mata uang digitalnya sendiri. Awalnya, industri perbankan ini telah membentuk tim khusus sejak tahun 2014 yang bertujuan untuk mengeksplorasi keunggulan mata uang virtual. Agar lebih memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, mata uang kripto buatan negeri Tirai Bambu ini kelak dapat digunakan di berbagai platform seperti WeChat dan Alipay.

Oscar Darmawan CEO Indodax, marketplace atas aset berbasis teknologi blockchain di Indonesia mengatakan adanya niat pemerintah Cina untuk meningkatkan upaya riset dan penggunaan blockchain akan ikut meningkatkan permintaan atas aset digital berbasis teknologi publik blockchain.

Bahkan, hal ini telah tercermin dari aktivitas market, dimana beberapa aset digital tadi ikut naik bersamaan dengan dukungan resmi dari pemerintah Cina ini. Blockchain sendiri memang dirasa mampu merevolusi sistem keuangan dan produksi menjadi lebih ekonomis, transparan, dan efisien dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial.

“Pernyataan Presiden Xi JinPing tentu akan membuat gairah atau tren positif bagi pasar aset kripto yang berbasis blockchain secara global. Salah satu akibatnya adalah seminggu yang lalu ada lonjakan kenaikan harga pada Bitcoin sebesar 15% dikarenakan adanya dorongan efek psikologis dari berita ini.

Selain itu, katanya, mengingat pemerintah Cina juga telah berkomitmen untuk memberikan investasi tambahan di bidang teknologi Blockchain dan Artificial Intelligence untuk pengembangan financial technology (fintech), maka hal tersebut tentu akan berdampak kepada seluruh sektor teknologi publik blockchain lain yang bergerak di bidang tersebut. Perlu diketahui sebagian besar perusahaan publik blockchain saat ini memang bermarkas di Cina.

"Itulah sebabnya, diharapkan Indonesia juga harus segera memberikan perhatian lebih kepada blockchain, agar Indonesia juga bisa setara dan tidak tertinggal dengan negara maju lainnya," katanya.

“Tidak seperti saat kemunculan internet dimana kita agak sedikit ketinggalan, harapannya masyarakat dapat lebih sigap terkait teknologi Blockchain. Pemerintah USA sedang menitikberatkan proyek Libra, sedangkan pemerintah Cina dengan proyek Blockchain seperti mata uang digital Yuan dan internet of things (IOT). Hendaknya Indonesia jangan sampai ketinggalan dalam upaya mendorong pertumbuhan teknologi ini”, jelas Oscar Darmawan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper