Tanpa Google, Huawei Mate 30 Diprediksi Kurang Menarik Minat Konsumen

Geofanni Nerissa Arviana
Jumat, 20 September 2019 | 13:48 WIB
Richard Yu, CEO Huawei Consumer Business Group, tengah mempresentasikan Mate 30 Series di depan ratusan pengguna dan pewarta yang hadir di Neue Messe Munchen, Kamis (19/9/2019)./Bisnis - Surya Mahendra Saputra
Richard Yu, CEO Huawei Consumer Business Group, tengah mempresentasikan Mate 30 Series di depan ratusan pengguna dan pewarta yang hadir di Neue Messe Munchen, Kamis (19/9/2019)./Bisnis - Surya Mahendra Saputra
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Huawei akan segera meluncurkan ponsel cerdas 5G di Munich, Jerman pada Kamis (19/9) waktu setempat. Ponsel tersebut disebut akan menjadi ponsel tercanggih. Namun, ponsel ini dikabarkan tidak akan dilengkapi dengan Google.

Ponsel cerdas ini bernama Huawei Mate 30. Peluncuran ponsel ini akan menjadi yang pertama kali setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melayangkan larangan ekspor pada Huawei Mei lalu.

“Peluncuran ini akan menjadi yang paling banyak mendapat perhatian,” ujar Analis Telekomunikasi dan Media Paolo Pescatore, dikutip dari Reuters.

Dengan ketidakhadiran Google pada Huawei Mate 30, pengguna Android mendapati ketidakpastian apakah mereka dapat menggunakan aplikasi yang didukung oleh Google.

Google mengatakan, Huawei Mate 30 tidak akan hadir tanpa aplikasi dan layanan berlisensi Google, termasuk Play Store, Gmail, dan Google Maps.

Namun, Huawei masih berharap dapat menghadirkan ponsel ini dengan sistem Android 10 dan memiliki akses ke layanan Google.

Tanpa Google, analis menyebutkan bahwa konsumen tidak akan menginginkan ponsel Huawei Mate 30, kecuali jika Huawei bisa meyakinkan konsumen bahwa fiturnya tak tertandingi.

Huawei mengatakan, ‘otak’ ponsel ini, yaitu chipset Kirim 990, diluncurkan pada pekan raya teknolodi di Berlin belum lama ini.

Analis Richard Windsor menambahkan, tampilan dan nuansa Huwei Mate 30 akan lebih unggul daripada iPhone 11 yang belum lama ini juga diluncurkan.

“Huawei telah mengalahkan Apple dengan baik dalam hal desain, tetapi perangkat cantik ini harus berjuang untuk beroperasi tanpa ekosistem Google,” katanya.

Perusahaan teknologi kedua terbesar di China tersebut saat ini tengah berada dalam perang dagang China-AS. Bahkan, para analis justru menyebut saat ini perang tersebut lebih pantas disebut perang dingin teknologi.

Diluncurkannya ponsel cerdas Huawei di Eropa menunjukkan bahwa 500 juta konsumen di sana menjadi hal yang amat penting bagi perusahaan. Setelah munculnya larangan AS, Huawei kehilangan 5 persen pangsa pasar di Eropa.

Huawei membuat kampanye pemasaran daring di Eropa dengan slogan “Rethink Possibilities” atau “Pikirkan Kembali Kemungkinan”. Peluncuran ini akan disiarkan langsung melalui laman resminya pada pukul 14.00 waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper