Smartfren Fokus Optimalisasi BTS

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 10 Mei 2019 | 02:20 WIB
Head of Mobile Entertainment PT Smartfren Telecom Tbk. Febrian Anas (dari kiri ke kanan), GM Prepaid Management Ari Abdya Putra, Chief Brand Officer Roberto Saputra, VP Technology Relations and Special Project Munir Syahda Prabowo, Division Head of International Business Djebeng Sakti Wibowo, dan Region Head West Java Smartfren Edward Bambang./Dok. Smartfren
Head of Mobile Entertainment PT Smartfren Telecom Tbk. Febrian Anas (dari kiri ke kanan), GM Prepaid Management Ari Abdya Putra, Chief Brand Officer Roberto Saputra, VP Technology Relations and Special Project Munir Syahda Prabowo, Division Head of International Business Djebeng Sakti Wibowo, dan Region Head West Java Smartfren Edward Bambang./Dok. Smartfren
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Smarfren Telecom Tbk mengungkapkan optimalisasi jaringan BTS perlu dilakukan saat membangun jaringan di kawasan padat penduduk. Tingginya permintaan layanan data akan memperlambat jaringan internet jika tidak diantisipasi.

Deputy CEO PT Smartfren Telecom Tbk., Djoko Tata Ibrahim mengatakan dalam menghadapi daerah dengan lalu lintas data yang tinggi seperti di Pulau Jawa, perseroan melakukan optimalisasi jaringan terutama jaringa di backbone dan backhaul.

“Bila masih kurang memadai maka harus ditambahkan BTS baru diantara BTS-BTS yang sudah terpasang,” kata Djoko kepada Bisnis, Kamis (9/5/2019).

Djoko menjelaskan jika dilihat dari sudut densitas penduduk, pemakaian layanan data di Pulau Jawa cenderung lebih tinggi dan secara natural akan menekan kecepatan internet pelanggan.

Tidak hanya itu, dia mengakui bahwa dalam membangun jaringan di perkotaan atau daerah yang memiliki kepadatan penduduk, biaya untuk investasi jaringan lebih mahalnya disebakan baiaya sewa lahan yang tinggi dibandingkan dengan daerah rural.  

“Namun ini bukan alasan bagi operator untuk memprioritaskan jaringan di Jawa atau luar Jawa,” kata Djoko.  

Sebelumnya, Opensignal, sebuah perusahaan swasta yang fokus dalam pementaan cakupan nirkabel,  mengungkapkan berdasarkan 44 kota yang telah diteliti, ditemukan bahwa kecepatan internet di kota-kota pada penduduk khususnya di Pulau Jawa lebih lambat dibandingkan dengan provinsi lain di luar Jawa.

Hal itu disebabkan oleh tingginya permintaan pelanggan yang tidak diimbangi dengan pembangunan kapasitas oleh operator seluler dan persaingan yang ketat.    

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper