Bisnis.com, JAKARTA — Proses refarming di rentang frekuensi 2,1 GHz sudah selesai. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut dua dampak positif penataan ulang frekuensi yang digunakan pelaku usaha telekomunikasi.
Menurutnya, penataan ulang atau refarming telah selesai dengan realisasi yang lebih cepat dari target pemerintah yakni 25 April. Dengan percepatan ini, dampak terhadap kualitas pelayanan bakal naik.
Adapun, dampak yang dirasakan konsumen yakni kualitas pelayanan khususnya data, tak lagi lamban.
Baca Juga Vendor Kecil Fokus di Kanal E-Commerce |
---|
"Layanannya enggak lemot lagi," ujarnya saat memberikan sambutan di acara Penutupan Refarming 2,1 GHz di Menara Merdeka, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Dampak lainnya, tuturnya, tak akan ada kepadatan di jaringan. Khususnya, di kota besar yang memiliki lalu lintas lebih padat. Dia menyebut proses refarming memakan waktu 143 hari yang tersebar di 42 klaster.
"Enggak congest lagi di kota-kota besar," katanya.
Akhir tahun lalu, PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Indosat Tbk. memenangkan lelang blok frekuensi sepanjang 5 MHz di rentang frekuensi 2,1 GHz. Tiga dari empat operator pengguna frekuensi 2,1 GHz harus melakukan penataan frekuensi sebelum dua blok spektrum baru dioperasikan.