Bisnis.com, JAKARTA — Tahap pemblokiran kedua dalam program pendaftaran ulang kartu SIM prabayar dimulai hari ini (1/4/2018). Pengguna yang belum meregistrasi ulang nomor prabayar tidak bisa menerima panggilan suara dan SMS.
Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi berharap agar, pada waktu yang tersisa sebelum blokir total berjalan, para pelanggan seluler menggunakan kesempatan untuk mendaftarkan nomornya menggunakan data kependudukan yang valid.
Di samping itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi juga melibatkan operator dengan menawarkan sejumlah promosi untuk mendorong konsumen.
Ketut mengakui bila banyak konsumen memanfaatkan masa pemblokiran bertahap untuk bisa menikmati paket data dari kartu perdana tanpa harus melakukan registrasi. Ketut memprediksi bahwa konsumen baru akan memanfaatkan kesempatan pada jelang hari terakhir tenggat registrasi.
"Jadi mulai tanggal 1 April 2018 operator akan melakukan blokir telepon masuk dan SMS masuk,"ujarnya saat dihubungi Bisnis, pekan lalu.
Terakhir, pada 1 Mei blokir total baru dilakukan. Sesuai dengan jadwal tersebut, operator siap melakukan pemblokiran tahap kedua yakni menutup akses panggilan suara dan SMS masuk.
Kendati program registrasi ulang kartu seluler prabayar telah berjalan selama 5 bulan, dia belum bisa memperkirakan jumlah pasti kartu seluler prabayar yang aktif dan belum melakukan registrasi. Pasalnya, kemungkinan kartu tersebut masih belum tersalur ke pelanggan akhir.
Padahal, sebelumnya, pada 28 Februari ketika kesempatan pertama registrasi ulang ditutup dengan jumlah 305 juta terdaftar, diprediksi bahwa nomor seluler prabayar yang aktif kemungkinan sebanyak 376 juta nomor. Sementara itu, dari data per Senin (19/3/2018), tercatat 360,31 juta nomor seluler prabayar telah terdaftar.
"Sulit mengidentifikasi persis berapa persen yang belum registrasi ulang karena jumlah pelanggan eksistingnya tidak pasti,"kata Ketut.
Baca Juga Tiga Lensa Leica di Huawei P20 Pro |
---|